TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Survei: Pandangan Negatif ke Tiongkok Makin Tinggi di Negara Maju

Mayoritas menilai Tiongkok tak becus atasi kemunculan corona

Presiden Tiongkok Xi Jinping memberikan suaranya mengenai peraturan keamanan nasional untuk Wilayah Administrasi Khusus Hong Kong pada penutupan sesi Kongres Rakyat Nasional (NPC) di Balai Agung Rakyat di Beijing, Tiongkok, pada 28 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Garcia Rawlins

Jakarta, IDN Times - Negara-negara maju kini semakin berpandangan negatif terhadap Tiongkok. Salah satu negara yang semakin sinis melihat Negeri Tirai Bambu adalah Australia. 

Hal itu terungkap hasil survei Pew Research Centre yang dirilis pada Selasa, 6 Oktober 2020. Dikutip dari harian Hong Kong, South China Morning Post, naiknya sentimen negatif ke Tiongkok seiring kebijakan diplomasi Negeri Tirai Bambu yang terlihat semakin agresif ketika melakukan pendekatan ke negara lain. Contoh nyata lainnya yaitu ketika Tiongkok akhirnya semakin menguasai Hong Kong melalui Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri. Melalui UU itu, otoritas keamanan di Hong Kong bisa menangkap siapapun yang mengkritik Pemerintah Tiongkok. Aturan tersebut juga berlaku untuk warga negara asing, termasuk WNI yang bermukim di kota administratif itu. 

Pew Research Centre melakukan survei dari 10 Juni 2020 hingga 3 Agustus 2020 lalu. Mereka berhasil melakukan survei terhadap 14.276 orang dewasa melalui telepon. 

Persepsi negatif paling tinggi terhadap Tiongkok terjadi di Australia. Sebanyak 81 persen responden mengatakan mereka tidak menyukai Negeri Panda itu. Angka ini naik 24 persen dari survei yang dilakukan pada 2019 lalu. Selain Negeri Kanguru, Pew Research Centre juga melakukan survei terhadap responden di 13 negara maju lainnya yaitu Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Belanda, Swedia, Korea Selatan, Spanyol, Prancis, Kanada, Italia dan Jepang. 

Lalu, bagaimana pandangan negara-negara maju itu soal kemunculan wabah COVID-19 yang berawal dari Tiongkok?

Baca Juga: Presiden Trump: WHO adalah Badan Boneka Tiongkok

1. Mayoritas negara-negara maju menilai Tiongkok tidak becus tangani awal kemunculan corona

Ilustrasi Suasana Pandemik COVID-19 di Hong Kong, Tiongkok (ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato)

Dikutip dari situs resmi Pew Research Centre, dari belasan ribu yang diwawancarai, rata-rata 61 persen mengatakan Tiongkok tidak becus dalam menangani awal kemunculan wabah corona. Tetapi, responden di negara maju itu juga menilai Negeri Paman Sam buruk dalam menangani pandemik COVID-19. Bahkan, lebih buruk dibandingkan Tiongkok. Rata-ratanya mencapai 84 persen. 

Buruknya Tiongkok dalam menangani awal kemunculan corona di negaranya turut memicu sentimen negatif ke Presiden Xi Jinping. Tiongkok kali pertama baru melaporkan kemunculan virus Sars-CoV-2 ke Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Desember 2019. Sejak saat itu, virus kemudian menyebar luas ke seluruh dunia dan telah menyebabkan lebih dari 1 juta orang meninggal. Rata-rata 78 persen dari responden mengaku tidak percaya Xi telah melakukan hal yang benar terkait kebijakan luar negerinya. 

Namun, bila disuruh memilih responden di negara-negara maju itu lebih memilih Xi ketimbang Presiden Donald J. Trump. Sebagai contoh, sebanyak 78 persen responden di Jerman mengaku tidak percaya terhadap Presiden Xi. Namun, sebanyak 89 persen juga mengekspresikan rasa tak percayanya terhadap orang nomor satu di AS itu. 

2. Mayoritas mengakui Tiongkok berhasil melakukan perbaikan di bidang ekonomi

Presiden Donald Trump sedang berbincang dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping (ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria)

Namun, ketika ditanyakan soal perbaikan di sektor ekonomi, mayoritas responden, terutama yang bermukim di Benua Eropa, menilai Tiongkok unggul. Namun, tidak bagi responden di AS. Sebanyak 52 persen responden di AS menilai negaranya lebih unggul ketika memperbaiki ekonomi di tengah pandemik. 

Hanya dua negara di luar AS yang menilai Negeri Paman Sam mengukir prestasi lebih baik dibandingkan Tiongkok. Responden itu berada di Jepang (53 persen) dan Korea Selatan (77 persen). 

Tetapi, secara keseluruhan responden di negara maju itu tetap memiliki opini buruk mengenai Tiongkok, meski mengakui kemajuan di sektor ekonominya. 

Baca Juga: Tiongkok Klaim Sudah Sukses Lewati Ujian Terberat Lawan COVID-19

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya