TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Viral! Polisi Ikut Berlutut di Hadapan Massa Demi Hormati George Floyd

Demonstran terkejut dan bertepuk tangan untuk polisi

Polisi di Miami ikut berlutut menghormati demonstran (Twitter/@matthewkaemingk)

Jakarta, IDN Times - Di saat polisi memilih tindak kekerasan untuk menghadapi demonstran dengan melepas tembakan gas air mata, sebagian personel keamanan justru memilih pendekatan berbeda. Seperti yang dilakukan oleh polisi di Queens, New York pada Minggu (31/5) lalu, mereka memilih ikut berlutut bersama para demonstran seraya memberikan penghormatan bagi George Floyd. 

Peristiwa langka itu direkam oleh seorang warga Queens, Aleeia Abraham yang tengah menggelar aksi damai dan menuntut keadilan bagi pria yang bermukim di Minneapolis tersebut. Floyd tewas pada (25/5) lalu di tangan polisi berkulit putih saat ia ditahan. 

Satu dari empat petugas kepolisian negara bagian Minnesota menangkap Floyd dan menindih lehernya selama hampir sembilan menit. 

"Tentu saja saya tidak menyangka hal ini. Saya tidak pernah menyaksikan hal ini (sebelumnya)," ungkap Abraham seperti dikutip stasiun berita CNN (31/5) lalu. 

Video Abraham yang menggambarkan para polisi berlutut pun viral dan menjadi perbincangan. Pendekatan lebih manusiawi yang dilakukan oleh polisi juga terjadi di ibu kota Iowa, Des Moines. Begitu pula polisi di Kota Coral Gables, Florida. 

Cara lebih halus ketimbang menembakan gas air mata terlihat lebih ampuh dalam menghadapi para demonstran. Lantaran aksi unjuk rasa akhirnya berlangsung damai. Tetapi, apakah aksi berlutut saja dianggap cukup memenuhi tuntutan para demonstran?

Baca Juga: Kedai Kopi Milik WNI di AS Ikut Dirusak Massa Saat Demo George Floyd

1. Demonstran menuntut aksi nyata dari polisi tak sekedar simbolis dengan berlutut

(Polisi di Kansas City meminta tidak ada tindak kekerasan dari para demonstran) www.twitter.com/@matthewkaemingk

Kepada CNN, Aleeia Abraham yang mengelola organisasi bernama The BlaQue Resource Network mengatakan ia selama ini belum pernah melihat polisi berlutut bersama-sama dengan demonstran. Bahkan, hingga tayang di televisi. Namun, aksi simbolis dengan berlutut bersama saja, bagi Abraham, tidak cukup. 

"Itu bagus, itu tanda yang baik, tetapi apa yang kami cara selama ini adalah aksi nyata," ungkap Abraham. 

"Saya akan lebih terkesan bila kami tidak ditindih dan ditembak mati (oleh petugas kepolisian). Itu momentum yang kami semua nantikan," ujarnya lagi. 

Abraham menggelar aksi unjuk rasa yang diikuti oleh ratusan orang di dekat kantor polisi NYPD 103. Sehingga polisi mengetahuinya dan bisa tiba di sana lebih awal. 

Sikap yang dilakukan oleh polisi di Queens menuai tepuk tangan dari para demonstran. Dalam video yang diabadikan oleh Abraham, terlihat dalam keadaan berlutut, demonstran dan polisi ikut mendoakan George Floyd serta warga kulit hitam lainnya yang tewas akibat ditembak otoritas keamanan. Beberapa nama seperti Taryvon Martin dan Ahmaud Arbery ikut disebut dan didoakan. 

2. Polisi di Michigan mengikuti tuntutan demonstran untuk berjalan bersama mereka

Warga berkerumun akibat lontaran bola merica yang ditembakkan polisi saat memprotes kematian Breonna Taylor oleh polisi Louisville dan George Floyd oleh polisi Minneapolis, di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat, Jumat (29/5/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Bryan Woolston)

Sementara, di Michigan, kepala kepolisian di daerah Genesee, Chris Swanson mengikuti tuntutan para demonstran untuk ikut berjalan bersama mereka. 

"Polisi juga manusia. Kalian tinggal mengatakan apapun yang kalian butuhkan. Ayo, kita jalan bersama!" teriak Swanson sambil menyambut uluran tangan untuk menyapa. 

Di Kota Coral Gable, Florida, personel polisi juga ikut berlutut sejenak untuk mendoakan George Floyd. Sedangkan, kepala kepolisian di Atlanta, Erika Shields, berhasil meredakan amarah demonstran karena memilih untuk mendengarkan keluhan massa. 

"Orang-orang sedang kesal, mereka marah, mereka takut dan saya memahami itu. Yang mereka inginkan hanya ingin didengar," tutur Shields dan dikutip dari harian Washington Post. 

Baca Juga: Mengapa Kematian George Floyd Bisa Memicu Kerusuhan di AS?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya