TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Poin Fokus Indonesia soal Kondisi Afghanistan Terkini

Menlu Retno minta hak perempuan dipenuhi

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menghadiri pertemuan soal Afghanistan di Doha. (dok. X @Menlu_RI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, menghadiri pertemuan terkait situasi Afghanistan terkini atas undangan dari Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, di Doha, Qatar, Senin (19/2024). Ada lima poin yang disampaikan Retno terkait kondisi Afghanistan terkini, sesudah tampuk kekuasaan diambil alih oleh Taliban.

"Pertama, Indonesia menyambut baik Laporan Sekjen PBB mengenai situasi Afghanistan. Indonesia juga mencatat laporan mengenai situasi hak-hak perempuan Afghanistan yang disiapkan oleh UN Women, IOM, dan UNAMA. Indonesia juga mencatat respons yang diberikan oleh Taliban atau De Facto Authority (DFA) terhadap dua laporan tersebut," kata Retno, dalam keterangannya, Selasa (20/2/2024).

Kedua, dari laporan yang didapat, Retno menilai ada gap besar muncul antara harapan publik dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, terkait penerapan hak-hak perempuan di Afghanistan.

"Dengan demikian, tantangan utama adalah bagaimana menjembatani gap tersebut,” ujar dia.

1. Taliban belum diakui

Kelompok Taliban tiba di Oslo, Norwegia pada Minggu, 23 November 2021, waktu setempat yang bertujuan menggelar pembicaraan dengan para pejabat Barat. (Twitter.com/HillelNeuer)

Selain itu, Indonesia menyampaikan mengenai engagement, Indonesia menekankan penting untuk terus dilakukan. Hanya saja, belum ada pengakuan yang diberikan oleh Indonesia.

"Namun, memang saat ini belum saatnya melakukan pengakuan," ungkap Retno.

Indonesia juga merujuk laporan UN Women yang mengatakan, sejak berkuasa Agustus 2021, terdapat 50 dekrit Taliban mengikis hak-hak perempuan. Dekrit-dekrit tersebut tidak ada yang dibatalkan sampai saat ini.

"Indonesia menyarankan isu perempuan harus terus disertakan sebagai salah satu prioritas dalam engagement komunitas internasional dengan Taliban. Dalam isu ini, penting bagi PBB untuk terus melakukan koordinasi dengan OKI," katanya.

Baca Juga: Indonesia Kecewa Taliban Masih Kikis Hak Perempuan Afghanistan

2. Utusan Khusus harus bisa bekerja untuk isu Afghanistan

anak perempuan Afghanistan (pixabay.com/ArmyAmber)

Keempat, Retno menyampaikan Indonesia sepakat dengan rekomendasi Sekjen PBB mengenai penunjukkan Utusan Khusus Sekjen PBB untuk isu Afghanistan. Yang perlu dipastikan adalah Utusan Khusus tersebut dapat bekerja dan deliver.

"Ini adalah tantangan yang paling besar mengingat posisi Taliban yang tidak dapat menerima penunjukan Utusan Khusus tersebut. Jangan sampai Utusan Khusus dibentuk, namun pada akhirnya tidak dapat bekerja," tuturnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya