TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Data dan Foto Xinjiang Bocor, Perlihatkan Kaum Uighur yang Ditahan

China selalu menyangkal tuduhan penahanan minoritas ini.

Ilustrasi muslim Uighur di Xinjiang (IDN Times/Uni Lubis)

Jakarta, IDN Times - Ribuan foto dan data resmi dari provinsi Xinjiang, China, yang memperlihatkan penahanan Uighur dan minoritas Muslim lainnya dilaporkan telah bocor.

Foto dan data ini bocor berbarengan dengan kunjungan Kepala Badan HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Michelle Bachelet, ke China.

Sejumlah kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) menuduh Beijing melakukan penahanan terhadap minoritas Muslim Uighur. Lebih dari satu juta warga Uighur ditahan di Xinjiang, yang disebut Beijing sebagai pusat pendidikan dan pelatihan kejuruan.

Baca Juga: Ajari Islam-Sembunyikan Al Quran, Perempuan Uighur Ini Dibui 14 Tahun

1. Foto dan data bukti adanya penahanan di Xinjiang

Ilustrasi etnis Uighur di Xinjiang, Tiongkok (IDN Times/Uni Lubis)

Kumpulan foto dan data yang bocor ini dikirim ke akademisi Adrian Zenz oleh sumber anonim. Dikabarkan, sumber anonim ini berhasil meretas database resmi di Xinjiang.

Adrian Zenz sendiri bekerja untuk organisasi nirlaba yang berbasis di Amerika Serikat, yaitu Victims of Communism Memorial Foundation.

Dilansir Al Jazeera, pada Rabu (25/5/2022), data-data tersebut termasuk pidato internal mantan sekretaris Partai Komunis Chen Quanguo di Xinjiang, di mana ia diduga memerintahkan penjaga untuk menembak siapapun yang mencoba melarikan diri.

Chen juga diduga meminta pejabat di wilayah tersebut untuk melakukan kontrol tegas para penganut agama minoritas.

Kebocoran data ini juga memperlihatkan pidato internal Menteri Keamanan Publik Zhao Kezhi pada 2018 lalu, yang menyebutkan perintah langsung dari Presiden Xi Jinping untuk meningkatkan kapasitas fasilitas penahanan.

2. China menyebut Xinjiang sebagai pusat pelatihan dan kejuruan

Situasi sebuah sekolah di Provinsi Xinjiang, Tiongkok, 11 Juli 2019. (IDN Times/Uni Lubis)

Sementara itu, menyangkal tuduhan para kelompok dan aktivis HAM, China menyebut Xinjiang merupakan pusat pelatihan dan kejuruan serta tidak memaksa siapapun untuk hadir alias sukarela.

China mengklaim pusat pelatihan ini bertujuan untuk membasmi apa yang mereka sebut ekstremisme agama.

Namun, foto dan data yang bocor ini memperlihatkan bagaimana China melihat populasi minoritas sebagai ancaman keamanan. Bahkan Zhao menyebut lebih dari 2 juta orang di Xinjiang selatan telah dipengaruhi oleh pemikiran agama ekstrem.

Baca Juga: Erkin Tuniyaz, Gubernur Baru Xinjiang Mantan Politikus Komunis Uighur

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya