TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Indonesia Bawa Nama ASEAN dalam KTT BRICS di Afrika Selatan

Indonesia diundang untuk hadiri KTT BRICS di Afsel

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di Johannesburg, Afrika Selatan. (IDN TImes/Tata Firza)

Jakarta, IDN Times - Indonesia diundang untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS, aliansi ekonomi Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan, yang digelar di Johannesburg, Afrika Selatan, Selasa-Kamis (22-24/8/2023).

Istana mengungkapkan, Presiden Republik Indonesia Joko “Jokowi” Widodo akan menjadi pembicara dalam KTT BRICS. Jokowi akan berbicara sebagai Presiden Indonesia dan juga Ketua ASEAN.

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi mengungkapkan, Indonesia mendapat undangan untuk hadir membawa nama Indonesia serta membawa nama ASEAN.

“Tentu kita hormati undangannya, karena juga kita punya tanggung jawab sebagai ketua ASEAN. Kita diundang, hadir. Lalu, prinsip Indonesia yang kita mau kerja sama ya kerja sama dengan siapapun, ayo,” kata Retno, dalam wawancara khusus IDN Times di program Real Talk with Uni Lubis, di Johannesburg, Kamis (24/8/2023).

Baca Juga: Menlu Retno Akui Indonesia Dirayu Masuk BRICS

1. Indonesia bawa nama ASEAN

Suasana KTT ASEAN hari kedua di Labuan Bajo. (dok. asean2023.id)

Selain itu, Indonesia juga hadir dalam kapasitas Ketua ASEAN 2023, yang bakal segera menyelenggarakan KTT ASEAN pada 5-7 September 2023 di Jakarta.

“Jadi saya kira, mereka paham betul posisi Indonesia saat ini dan paham betul apa yang sedang diusung Indonesia selama keketuaan ASEAN,” tutur Retno.

“Intinya kita ingin ASEAN stabil dan ingin mempertahankan ASEAN sebagai Epicentrum of Growth. Ruh itu dibawa Indonesia secara konsisten ke mana-mana. Kalau mau sejahtera ya harus damai,” tegasnya.

2. Indonesia tidak bisa didikte negara lain

Wawancara Menlu Retno Marsudi di program Real Talk with Uni Lubis. (IDN Times/Tata Firza)

Retno juga kembali menegaskan bahwa Indonesia terbuka untuk bekerja sama dengan negara manapun, namun Indonesia tidak bisa didikte.

“Kalau pendekatan Indonesia, kita tidak mau against. Karena saya ingat yang disampaikan Bapak Presiden saat peringatan Pancasila kalau tidak salah. Beliau mengatakan, Indonesia ya Indonesia. Kita tidak bisa didikte oleh siapapun, oleh negara manapun,” tutur Retno.

Namun, lanjut dia, Indonesia terbuka untuk bekerja sama dengan siapa saja dan berkomitmen untuk berkontribusi.

Baca Juga: Istana Pastikan Indonesia Belum Menjadi Anggota BRICS

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya