TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Israel Rayu Kongo soal Terima Imigran Palestina

Israel juga rayu sejumlah negara terima imigran Palestina

ilustrasi bendera Republik Demokratik Kongo (pexels.com/aboodi)

Jakarta, IDN Times - Israel diam-diam menggelar pertemuan dengan Kongo dan sejumlah negara mengenai peluang terkait menerima imigran Palestina dari Gaza. Mereka mendorong agar negara-negara itu membuka pintu demi menampung imigran Palestina.

Dilansir Times of Israel, Rabu (3/1/2024), seorang pejabat dalam kabinet keamanan Israel menyebut Kongo sudah bersedia menerima imigran Palestina dari Gaza. Israel juga telah berbicara dengan sejumlah negara lain, namun tak menyebutkan negara mana saja. Pejabat tersebut juga menegaskan, kekuatan Hamas bakal segera runtuh di Gaza.

1. Ada peluang warga Palestina di Gaza cabut

PM Netanyahu berbicara dengan Itamar Ben-Gvir (Twitter.com/איתמר בן גביר)

Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich mendukung pembangunan kembali permukiman kembali warga Palestina di luar Jalur Gaza. Ben Gvir dan Smotrich sepakat migrasi warga Palestina adalah solusi paling tepat untuk konflik dan sebagai prasyarat menjamin kestabilan yang diperlukan untuk adanya penduduk Israel selatan kembali ke rumah masing-masing.

"Perang memberikan kesempatan untuk berkonsentrasi mendorong migrasi penduduk dari Gaza," kata Ben Gvir.

Baca Juga: Keras! Erdogan Sebut Israel Teroris

2. AS tolak pernyataan dua menteri Netanyahu

Presiden AS Joe Biden dan PM Israel Benjamin Netanyahu. (dok. X @POTUS)

Sikap berbeda justru dilontarkan Amerika Serikat. Pemerintah AS malah menolak pernyataan Ben Gvir dan Smotrich. AS menyebut retorika itu bersifat menghasut dan tidak bertanggungjawab.

Menarik, karena pada dasarnya AS merupakan sekutu Israel dan sampai saat ini menolak gencatan senjata di Gaza dengan alasan untuk memerangi Hamas yang dianggapnya sebagai kelompok teroris.

"Kami mendapatkan informasi berulang kali dan secara konsisten dari pemerintah Israel, termasuk oleh Perdana Menteri. Pernyataan semacam itu tidak mencerminkan kebijakan pemerintah Israel. Pernyataan tersebut harus segera dihentikan," tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Matthew Miller.

AS menyatakan Gaza merupakan tanah milik Palestina dan tak akan berpindah tangan. Maka dari itu, pemindahan warga Palestina dari Gaza sangat tidak memungkinkan.

"Pendirian kami sudah jelas, konsisten, dan tegas Gaza adalah tanah Palestina dan akan tetap menjadi tanah Palestina, dengan Hamas tidak lagi mengendalikan masa depannya, tanpa kelompok teroris yang bisa mengancam Israel. Itu adalah masa depan yang kami harapkan, demi kepentingan warga Israel dan Palestina, kawasan sekitarnya dan dunia," ujar Miller.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya