TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kanselir Jerman Masih Ragu Pasok Rudal Taurus ke Ukraina

Olaf Scholz menegaskan Jerman selalu dukung Ukraina

Kanselir Jerman Olaf Scholz (Twitter.com/Olaf Scholz)

Jakarta, IDN Times - Kanselir Jerman Olaf Scholz tampak masih ragu untuk memasok rudal jelajah Taurus ke Ukraina.

“Seperti di masa lalu, kami akan selalu hati-hati, apa yang akan berhasil, apa yang masuk akal, apa yang akan berkontribusi untuk kami,” kata Scholz, dikutip dari Al Arabiya, Rabu (16/8/2023).

Dia menambahkah tak ingin buru-buru terkait masalah pasokan tambahan ke Ukraina ini. Meski demikian, ia menolak disebut ragu-ragu membantu Ukraina.

Baca Juga: Rudal Rusia Hantam Lviv Ukraina, Berbatasan dengan Polandia

Baca Juga: Dubes Ukraina di Armenia Ditemukan Tewas Tenggelam

1. Jerman selalu mendukung Ukraina

Scholz menegaskan keputusan harus selalu ditimbang dengan hati-hati. Pemerintah Jerman, kata dia, sedang mengutamakan pengambilan keputusan yang penuh pertimbangan tersebut.

“Jerman adalah negara yang paling mendukung Ukraina setelah Amerika Serikat (AS). Kami melakukannya terutama sumbangan tank, artileri dan pertahanan udara,” ungkap Scholz lagi.

Sementara itu, Kiev telah berulang kali meminta Berlin untuk menggelontorkan bantuan rudal Taurus. Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba bahkan mendesak agar mitra Barat segera memproses permintaan Ukraina tersebut.

Baca Juga: Sidang Tahunan MPR, Bamsoet: Rusia-Ukraina Masih Jauh dari Perdamaian

2. Rudal Taurus diperlukan untuk menyelamatkan rakyat

Kuleba menekankan Ukraina membutuhkan rudal Taurus untuk menyelamatkan banyak nyawa tentara dan rakyat Ukraina.

“Rudal Taurus juga bisa digunakan untuk mempercepat pembebasan wilayah para rakyat dan mengakhiri perang lebih cepat,” tegas Kuleba.

Ia juga menolak kekhawatiran Jerman yang merasa rudal Taurus ini bisa dibuat untuk menyerang Rusia.

“Mitra lain juga telah mengirimkan rudal dengan jangkauan yang sama. Kedua, persenjataan dari JErman telah menyelamatkan banyak nyawa warga Ukraina,” katanya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya