TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

NATO Kritik Niat Putin Mau Taruh Senjata Nuklir di Belarus 

Ukraina juga minta DK PBB gelar sidang

Presiden Belarus, Alexander Lukashenko dan Presiden Rusia, Vladimir Putin. (twitter.com/ President of Russia)

Jakarta, IDN Times - Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO mengkritik Presiden Rusia Vladimir Putin terkait retorika nuklirnya yang berbahaya dan tidak bertanggung jawab. Pernyataan ini dikeluarkan NATO usai Rusia berniat untuk menempatkan senjata nuklir taktis di Belarus.

Dilansir dari Al Jazeera, Senin (27/3/2023), langkah Rusia itu untuk memperingatkan NATO karena memberi bantuan militer kepada Ukraina.

Putin mengatakan, Rusia tidak akan melanggar janji non-proliferasi nuklir. Namun, pengumuman itu menjadi salah satu sinyal paling menonjol terkait penggunaan senjata nuklir Rusia sejak perang di Ukraina dimulai pada Februari 2022.

Baca Juga: NATO: Sekutu Barat Harus Siap Dukung Ukraina Jangka Panjang

Baca Juga: Rusia Akan Tempatkan Nuklir di Belarus, Ukraina: Tanda Kalah Perang!

1. NATO memantau pergerakan Rusia

bendera NATO (kiri) dan bendera Ukraina (kanan) (pixabay.com/WiR_Pixs)

Saat ini, NATO sedang memantau ketat pergerakan Rusia terkait rencananya tersebut. Belarus sendiri memang berbatasan langsung dengan Ukraina, serta dengan Polandia, Lithuania dan Latvia.

NATO beranggapan, niat Rusia untuk menempatkan senjata nuklir taktis tersebut adalah sesuatu yang menyesatkan.

“Sekutu NATO bertindak dengan penuh hormat tentang komitmen internasional mereka,” ujar juru bicara NATO, Oana Lungescu.

Baca Juga: Rusia Akan Tempatkan Nuklir di Belarus, Ukraina: Tanda Kalah Perang!

2. Ukraina minta DK PBB gelar sidang darurat

Lambang PBB di Markas Besar PBB, New York. (Instagram.com/unitednations)

Sementara itu, Ukraina menyatakan sedang mendorong Dewan Keamanan PBB untuk melawan apa yang mereka sebut pemerasan nuklir Rusia.

“Ukraina mengharapkan tindakan efektif untuk menangkal pemerasan nuklir Kremlin dari Inggris, China Amerika Serikat, dan Prancis,” sebut Kementerian Luar Negeri Ukraina.

“Kami menuntut agar pertemuan luar biasa DK PBB segera diadakan untuk tujuan ini,” lanjutnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya