TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Peternak Thailand Beri Makan Ayamnya dengan Ganja 

Ganja dipercaya meningkatkan kualitas daging dan telur ayam

ilustrasi tanaman ganja/C. sativa (IDN Times/Bagus F)

Jakarta, IDN Times - Sebuah komunitas petani di Lampang, Thailand, dilaporkan memberi makan ayamnya dengan ganja. Menurut mereka, dengan memakan ganja, ayam-ayam mereka akan menghasilkan daging dan telur berkualitas.

Sebelumnya, pemerintah Thailand akhirnya melegalkan warganya  menanam ganja di rumah. Kebijakan tersebut muncul usai pemerintah mencabut ganja dari daftar narkotika terlarang.

Sejak dibukanya akses ganja ke masyarakat di Thailand, membuat negara tersebut kini menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang melegalkan ganja. Sebelumnya, Thailand dikenal sebagai negara yang keras melawan peredaran narkoba. Hal tersebut terlihat dari aturan perundang-undangan pemerintah yang tegas mengatur soal narkotika.

1. Ganja memberikan kekebalan tinggi terhadap ayam

Ilustrasi ganja/C. sativa (ANTARA FOTO/Novrian Arbi)

Presiden perusahaan komunitas Peth Lanna, Sirin Chaemthet, mengatakan  percobaan memberi makan ayam dengan ganja telah dilakukan bersama Fakultas Pertanian Universitas Chiang Mai.

“Petani memilih ganja setelah induk ayam ditemukan menderita bronkritis burung, dan tidak sembuh setelah diberi antibiotik,” kata Sirin, dikutip dari Strait Times, Senin (13/6/2022).

Menurut dia, usai mengonsumsi ganja, ayam-ayam ini bakal memiliki kekebalan tinggi terhadap penyakit burung, dan mampu bertahan di cuaca buruk.

2. Ayam yang memakan ganja membantu tingkatkan nilai komersial

ilustrasi menggunakan api sedang saat membakar ayam. (Pexels.com/ Szabina Nyíri)

Sementara, Ketua Dewan Tani Nasional Prapat Panyachatrak mengatakan,  pemberian ganja kepada ayam yang  bakal dikonsumsi manusia ini telah dipastikan aman.

Selain aman, pemberian ganja kepada ayam juga meningkatkan nilai komersial produk ayam itu sendiri. Sebab, konsumen kini memnginginkan makanan sehat dan organik. Sedangkan, ayam yang telah diberi antibiotik dianggap dapat membahayakan kesehatan konsumen.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya