TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rusia Kecam Pembakaran Al-Qur'an di Swedia

Rusia sebut aksi itu bukan kebebasan berekspresi

Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva. (IDN Times/Sonya Michaella)

Jakarta, IDN Times - Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva, mengatakan bahwa negaranya mengecam keras insiden pembakaran kitab suci Al-Qur’an di Swedia pada saat hari raya Idul Adha.

“Kami mengecam tindakan ini. Aksi pembakaran kitab suci bukanlah aksi kebebasan berekspresi. Tentu saja umat Muslim sangat tersinggung,” kata Lyudmila, kepada awak media di Jakarta, Rabu (5/7/2023).

“Tindakan ini tidak dapat dibenarkan dan tidak mendapat tempat di komunitas internasional,” tambah dia.

Baca Juga: Turki Ngotot Tolak Swedia Masuk NATO

1. PM Swedia sebut aksi itu legal tetapi tidak dapat dibenarkan

Ulf Kristersson (Instagram.com/kristerssonulf)

Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson, angkat bicara usai insiden pembakaran Al-Qur’an terjadi lagi di negaranya. Salinan Al-Qur’an tersebut dibakar di depan sebuah masjid di ibu kota Stockholm oleh seorang pengungsi asal Irak bernama Salwan Momika.

Pembakaran Al-Qur’an ini membuat murka sejumlah negara muslim, karena kembali terulang di Swedia dan aksi Momika tersebut dilakukan bertepatan dengan hari raya Idul Adha.

“Saya pikir hanya karena sejumlah tindakan legal, tetapi tindakan-tindakan tersebut tidak pantas dilakukan,” kata Kristersson, dikutip dari Al Arabiya.

“Sulit untuk mengatakan apa konsekuensinya. Saya pikir ada banyak orang yang punya alasan untuk berefleksi,” tutur dia.

2. Swedia izinkan pembakaran Al-Qur'an

unsplash.com/Jonathan Brinkhorst

Sementara itu, Momika diberi izin oleh kepolisian Swedia untuk melakukan aksi pembakaran Al-Qur’an tersebut. Menurut Swedia, aksi tersebut adalah hak setiap orang untuk berekspresi.

Momika terlebih dulu menginjak salinan kitab suci Islam tersebut di tanah, kemudian membakarnya beberapa halamannya.

Sebelumnya, rangkaian pembakaran Al-Qur’an telah terjadi di Swedia pada akhir Desember 2022 hingga awal Januari 2023 lalu, yang dilakukan oleh politikus garis keras Swedia, Rasmus Paludan, di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm.

Baca Juga: Kecam Pembakaran Al Qur'an di Swedia, Paus: Saya Marah dan Muak

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya