Taliban Batasi Hak Perempuan, PBB: Afghanistan Kini Jadi Otoriter
Sekitar 850 ribu siswi putus sekolah akibat Taliban
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tangerang Selatan, IDN Times - Pakar dari Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada Senin (12/9/2022), mengatakan bahwa kondisi HAM di Afghanistan semakin memburuk. Hal itu karena maraknya penindasan terhadap hak-hak perempuan dibawah kekuasaan Taliban.
Richard Bennett, Pelapor Khusus PBB yang mengikuti situasi HAM di Afghanistan, menyerukan adanya perubahan radikal di negara tersebut. Dia juga menyebut bahwa kekuasaan Taliban perlahan menjadi otoritarianisme.
"Kemunduran parah hak-hak perempuan dan anak perempuan, pembalasan yang menargetkan lawan dan kritikus, dan tindakan keras terhadap kebebasan berekspresi oleh Taliban, sama dengan penurunan menuju otoritarianisme," ujar Bennett dalam pertemuan Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa, Swiss.
Baca Juga: Siswi Afghanistan Gelar Demo, Tak Terima Taliban Tutup Sekolah
1. PBB didesak untuk selidiki pelanggaran HAM di Afghanistan
Duta Besar Afghanistan, Nasir Ahmad Andisha, menyebut apa yang dilakukan oleh kekuasaan taliban, merupakan sebuah “apartheid gender”.
Melansir Reuters, beberapa perempuan Afghanistan juga berbicara dalam pertemuan di Jenewa, termasuk aktivis Mahbouba Seraj. Dia mendesak para anggota dewan membentuk mekanisme untuk menyelidiki pelanggaran.
"Hanya Tuhan yang tahu kekejaman macam apa yang tidak dilaporkan, dan saya ingin itu dilaporkan karena ini tidak benar. Tolong, tolong, Anda harus melakukan sesuatu tentang itu," Ujar Seraj di dihadapan 47 anggota dewan.
Dia menggambarkan, pertemuannya dengan seorang pejabat Taliban di jalan-jalan ibu kota Kabul, keberadaanya seolah-olah tidak dianggap.
"Saya tidak ada di depannya. Bukan saya. Kita semua, para wanita di negara itu. Kita tidak ada. Kita terhapus. Tahukah kamu apa perasaan itu?" kata Seraj.
Sejak Taliban mengambil alih kekuasaan pada Agustus 2021, sebagian besar sekolah di Afghanistan telah ditutup. kelompok tersebut juga ingkar janji untuk membuka kembali lingkungan akademik pada Maret lalu.
Baca Juga: Fatwa Baru Taliban: Larang Perempuan Afghanistan Studi ke Luar Negeri
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.