TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

FBI Ajak Perusahaan Swasta Perangi Hacker China

China dituding danai peretasan di sejumlah perusahaan

Ilustrasi Hacker (IDN Times/Mardya Shakti)

Jakarta, IDN Times - Direktur Biro Investigasi Federal (FBI), Chris Wray, mendesak perusahaan swasta untuk bekerja sama dengan penegak hukum untuk menghentikan peretasan asing. Pernyataan itu disampaikan Wray sebagai peringatan ancaman infiltrasi China ke jaringan informasi Amerika Serikat (AS).

Dilansir Bloomberg, Wray menyebut peretas yang didukung oleh pemerintah China merupakan bagian terbesar dari serangan dunia maya terhadap perusahaan-perusahaan AS. Wray juga menyotori metode peretasan yang semakin canggih.

"Sebagian besar ancaman itu datang dari pemerintah atau perusahaan China. Tidak ada perusahaan yang dipersenjatai untuk bertahan melawan ancaman itu. Itu sebabnya kita harus bekerja sama,” papar Wray melalui video yang ditayangkan dalam Economic Club of New York.

Baca Juga: FBI Ungkap Dokumen Rahasia 9/11 dan Kaitannya dengan Arab Saudi

Baca Juga: BIN Disusupi Hacker Asal China, Server Diklaim Aman

1. Ada perusahaan yang minta FBI tempatkan agen di kantornya

Ilustrasi Hacker (IDN Times/Arief Rahmat)

Berdasarkan pemaparan Wray, peretas sering bekerja dengan orang dalam perusahaan untuk menargetkan informasi kepemilikan. Ada pun perusahaan asing terkadang mencoba menggunakan transaksi, seperti kemitraan usaha patungan, untuk mendapat akses.

Beberapa perusahaan telah meminta agen FBI untuk berbaur dengan lingkungan kantor.

"Kami tidak akan menyerang Anda. Bahkan ada perusahaan yang meminta kami untuk muncul dan berbaur, dan itu baik-baik saja,” kata Wray.

Baca Juga: 10 Kementerian Diduga Dibobol Hacker, Pemerintah Diminta Segera Cek 

2. China sebut tuduhan AS bermuatan politis

Ilustrasi Hacker (IDN Times/Arief Rahmat)

China dituding terlibat dalam sejumlah kasus peretasan profil di masa lalu, termasuk pada kasus Microsoft Maret lalu.

Beijing telah berulang kali menolak klaim semacam itu, dengan mengatakan bahwa melacak sumber serangan dunia maya adalah masalah teknis yang rumit dan harus didasarkan pada bukti.

Amerika Serikat, Inggris, dan sekutu mereka secara resmi mengaitkan peretasan Microsoft Exchange dengan aktor yang berafiliasi dengan pemerintah China. Mereka juga menuduh Beijing telah melakukan serangkaian aktivitas dunia maya yang berbahaya.

"AS bersekongkol dengan sekutunya dan meluncurkan tuduhan yang tidak beralasan terhadap China tentang keamanan siber. Itu murni penindasan karena motif politik," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, saat itu.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya