TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Belum Bayar Uang Iuran, Iran Kehilangan Hak Voting di PBB 

Iran menyalahkan Amerika Serikat

Ilustrasi bendera Iran (unsplash.com/mostafa meraji)

Jakarta, IDN Times - Iran beserta tujuh negara anggota lainnya dilaporkan kehilangan hak votingnya dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) karena belum membayar iuran. Hal tersebut diungkapkan oleh surat yang ditulis oleh sekretaris jenderal PBB, Antonio Guterres, kepada ketua majelis umum, seperti yang dilansir dari Arab News pada Kamis (13/1/2022).

Tujuh negara lainnya yang juga kehilangan haknya tersebut di antaranya, Venezuela, Sudan, Antigua dan Barbuda, Republik Kongo, Guinea, Vanuatu, dan Papua Nugini. Untuk mendapat kembali haknya, mereka harus membayar berdasarkan jumlah minimum yang dibebankan kepada mereka.

Baca Juga: Irlandia Terbitkan Akta Kelahiran untuk Anak Adopsi

1. Iran harus bayar 18 juta dolar untuk kembali memperoleh haknya 

Logo PBB (twitter.com/Russian Mission UN)

Dilansir DW, piagam PBB menyatakan anggota yang tunggakannya sama atau melebihi jumlah kontribusi mereka selama dua tahun penuh sebelumnya, akan kehilangan hak suara mereka. Jika hutang belum dibayar karena adanya kondisi di luar kendali anggota maka mereka masih diperbolehkan untuk memilih.

Dalam hal ini, Iran harus membayar 18 juta dolar AS (Rp 257 milliar) untuk memulihkan kembali hak suaranya. Sementara Venezuela harus membayar minimum 40 juta Dolar, Sudan 300.000 dolar, dan beberapa negara lainnya membayar 75.000 dolar.

Anggaran operasional PBB yang disetujui pada bulan Desember adalah sekitar 3 miliar dolar. Dan anggaran pemeliharaan perdamaian terpisah yang disetujui pada bulan Juni adalah sekitar 6,5 miliar dolar.

2. Iran kerap salahkan AS atas gagalnya bayar iuran Iran 

Ilustrasi uang (Unsplash.com/Ibrahim Boran)

Sebelumnya, pada Januari 2021 Iran juga kehilangan suaranya karena iuran yang belum dibayar. Setelah berbulan-bulan negosiasi, negara itu diberikan pengecualian dan mendapatkan kembali suaranya pada bulan Juni.

Ketika mendapatkan hak suaranya kembali, pejabat Iran menyalahkan Amerika Serikat (AS). Hal itu karena menurut mereka, sanksi yang diberikan menjadi penghambat dalam mengambil pinjaman di bank-bank asing di seluruh dunia yang diharapkan bisa membayarkan iuran mereka.

Baca Juga: Konflik Yaman, PBB Butuh Dana Bantu 16 Juta Korban Perang

Verified Writer

Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya