TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Intelijen AS: PM Israel Netanyahu dalam Bahaya

Muncul ketidakpercayaan terhada pemerintahan Netanyahu

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. (Twitter.com/Prime Minister of Israel)

Jakarta, IDN Times – Komunitas intelijen Amerika Serikat (AS) memperingatkan bahwa pemerintahan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berada dalam bahaya imbas munculnya ketidakpuasan masyarakat atas kepemimpinannya.

“Kelangsungan hidup Netanyahu sebagai pemimpin serta koalisi pemerintahannya yang terdiri dari partai-partai sayap kanan dan ultraortodoks yang menerapkan kebijakan garis keras mengenai isu-isu Palestina dan keamanan mungkin berada dalam bahaya,” kata Kantor Direktur Intelijen Nasional (ODNI) dalam laporan pada Senin (11/3/2024), dilansir Anadolu.

Ketidakpercayaan terhadap kemampuan Netanyahu untuk memerintah semakin dalam dan meluas di kalangan masyarakat, dibandingkan sebelum perang. ODNI memperkirakan akan terjadi protes besar-besaran yang menuntut pengunduran dirinya dan pemilihan umum baru.

”Sebuah pemerintahan yang berbeda dan lebih moderat mungkin terjadi,” tambahnya.

1. Ancaman perang antar negara masih tinggi

Seorang pria membawa bendera Palestina di tengah asap hitam. (pixabay.com/Hosny_Salah)

Netanyahu menghadapi tuntutan yang semakin besar agar ia mengundurkan diri seiring dengan berlanjutnya perang di Jalur Gaza. Perang tersebut kini memasuki hari ke-157.

Laporan intelijen AS, yang didasarkan pada informasi hingga 22 Januari, mencatat bahwa Israel mungkin masih akan menghadapi perlawanan bersenjata dari Hamas selama bertahun-tahun yang akan datang.

Ia menambahkan bahwa militer akan berupaya untuk memberantas infrastruktur bawah tanah Hamas.

Komunitas intelijen turut memperingatkan bahwa risiko konflik meningkat menjadi perang antarnegara yang lebih luas juga masih tinggi.

Konflik Gaza menimbulkan tantangan bagi banyak mitra utama Arab, yang menghadapi sentimen publik terhadap Israel dan AS atas kematian dan kehancuran di Gaza. Namun juga melihat AS sebagai perantara kekuasaan yang memiliki posisi terbaik untuk mencegah agresi lebih lanjut dan mengakhiri konflik di Gaza,” kata laporan tersebut.

Baca Juga: Menteri Israel Dukung Tentara IDF yang Tembak Remaja Palestina

2. Israel menyalahkan Hamas sebagai pemicu konflik

Ilustrasi pasukan Hamas (mfa.gov.il/Israel Ministry of Foreign Affairs)

Dalam pidato virtualnya pada Selasa, Netanyahu mengulangi seruannya bahwa dunia harus melihat konflik Israel-Hamas dari dua sisi. Ia kemudian menentang standar ganda dunia internasional saat ini.

“Anda tidak bisa mengatakan bahwa Anda menentang strategi Hamas yang menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia dan kemudian menyalahkan Israel atas jatuhnya korban sipil akibat strategi sinis Hamas ini,” ungkapnya, dilansir Jerusalem Post.

Ia menambahkan bahwa bagi Israel setiap kematian warga sipil adalah tragedi dan begitu pula dengan Hamas. Ia kemudian lagi-lagi melihat Hamas sebagai pelaku utama dari konflik ini.

Verified Writer

Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya