TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Presiden Abbas: Gaza Adalah Bagian Tak Terpisahkan dari Palestina 

Israel disebut tak boleh caplok tanah Palestina seenaknya

Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, memperlihatkan poster anak-anak korban pendudukan Israel pada Sidang Majelis Umum PBB, Jumat 23 September 2022. (Youtube.com/United Nations)

Jakarta, IDN Times – Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, mengatakan bahwa Gaza merupakan bagian dari Palestina yang tidak dapat dipisahkan. Pernyataan itu ia ungkapkan kala bertemu dengan Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, di markas besar kepresidenan di Ramallah, Senin (25/3/2024).

Pada kesempatan itu, keduanya membahas perkembangan terkini di Gaza untuk mengakhiri perang. Abbas menegaskan kembali penolakan terhadap pengusiran warga negara Palestina baik di Jalur Gaza atau Tepi Barat.

“Otoritas pendudukan Israel yang memisahkan Jalur Gaza dari wilayah Palestina lainnya dan merampas atau menduduki kembali setiap inci tanahnya adalah hal yang tidak dapat diterima,” katanya dilansir Anadolu.

1. Abbas sambut baik resolusi Dewan Keamanan

Rapat DK PBB pada Jumat 8 Desember 2023 (twitter.com/@antonioguterres)

Abbas pun menyambut baik resolusi Dewan Keamanan PBB yang disahkan pada Senin dan menekankan pentingnya menerapkan resolusi tersebut.

Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi yang menuntut gencatan senjata di Gaza selama bulan suci Ramadan. Resolusi tersebut disetujui oleh 14 anggota Dewan Keamanan, dan Amerika Serikat satu-satunya yang abstain.

Abbas kemudian meminta komunitas internasional untuk mengintensifkan bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui berbagai jalur penyebarangan. Ia meminta diakhirinya kebiadaban terhadap rakyat Palestina selama perang berlangsung.

Baca Juga: Menhan Israel Tetap ke AS untuk Bahas Gaza Usai Resolusi DK PBB

2. Negosiasi Hamas dan Israel masih berlangsung

Ilustrasi pasukan Hamas (mfa.gov.il/Israel Ministry of Foreign Affairs)

Upaya gencatan senjata kedua pihak juga masih terus digodok dengan bantuan para mediator, yakni AS, Mesir, dan Qatar.

Pada Senin, Hamas mengatakan pihaknya masih berpegang pada proposal awal, bahwa kesepakatan gencatan senjata harus dilakukan komprehensif, mencakup pemulangan warga Palestina dan mundurnya pasukan Israel dari Gaza.

Hamas juga menuntut pertukaran tahanan yang serius dengan Israel. Sejauh ini, belum ada tanggapan resmi dari pihak Israel.

Pada Minggu, Pemerintah Israel mengatakan siap membebaskan 700-800 warga Palestina yang disandera. Namun dengan imbalan pembebasan sandera Hamas pula, dilansir dari Reuters. 

Verified Writer

Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya