Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi warga Haiti (unsplash.com/TopSphere Media)

Jakarta, IDNTimes - Kelompok hak asasi manusia, pada Minggu (8/12/2024), melaporkan bahwa sedikitnya 110 orang dibantai di daerah kumuh Cite Soleil, Haiti, pada akhir pekan. Para korban, yang semuanya lansia, dituduh mengguna-guna anak seorang pemimpin geng di daerah tersebut.

Dilansir dari Reuters, Jaringan Pertahanan Hak Asasi Manusia Nasional (RNDDH) mengatakan bahwa pembantaian tersebut diperintahkan oleh pemimpin geng Wharf Jeremie, Monel "Mikano" Felix, setelah anaknya jatuh sakit.

Seorang pendeta Voodoo, yang dimintai nasihat oleh Felix, menuduh para lansia di daerah tersebut telah menggunakan ilmu sihir terhadap anaknya.

1. Korban dibantai dengan parang dan pisau

Menurut RNDDH, anggota geng membunuh sedikitnya 60 orang pada Jumat (6/12/2024) dan 50 orang lagi pada Sabtu (7/12/2024) dengan menggunakan parang dan pisau. Semua korban berusia di atas 60 tahun. Sementara itu, anak Felix meninggal pada Sabtu sore.

Cite Soleil, daerah kumuh yang terletak di dekat pelabuhan ibu kota Port-au-Prince, merupakan salah satu kawasan termiskin dan paling rawan kekerasan di Haiti. Kontrol geng yang ketat, termasuk pembatasan penggunaan ponsel, telah menghalangi warga untuk membagikan informasi tentang pembantaian tersebut.

Felix sendiri dilarang memasuki negara tetangga, Republik Dominika, pada 2022.

2. Geng Wharf Jeremie diperkirakan memiliki sekitar 300 anggota

Editorial Team

EditorFatimah

Tonton lebih seru di