Menurut data badan kesehatan dunia WHO, pada 2013 angka bunuh diri di Jepang mencapai 21,4 kematian per 100.000 orang. Ini merupakan rekor tertinggi jika dibandingkan negara-negara dengan perekonomian maju lainnya.
Beragam faktor membuat mereka kemudian mengambil kematian sebagai jalan keluar. Namun, mayoritas diyakini melakukannya karena tekanan ekonomi. Penyebab lainnya adalah stigma yang melekat pada orang depresi dan sulitnya mendapatkan perawatan kesehatan mental yang baik.
Bunuh diri menjadi salah satu pembahasan utama pemerintah di pertengahan tahun 2000. Ketika krisis ekonomi global terjadi pada 2008, pemerintah Jepang mengalokasikan anggaran untuk pencegahan bunuh diri komprehensif.
Pada 2012, angka bunuh diri di Jepang turun di bawah 30.000 kematian per tahun untuk pertama kalinya sejak 1998. Meski begitu, Jepang menyadari bahwa angka bunuh diri di kalangan anak muda masih tinggi sehingga masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Kembali ke Aokigahara, pengelola juga berupaya untuk membantu misi pemerintah dalam mengurangi bunuh diri. Selain memasang tanda-tanda untuk mengingatkan bahwa hidup mereka masih berharga, pengelola juga menaruh kamera pengawas di beberapa titik. Pengunjung pun diminta agar segera menghubungi otoritas setempat bila melihat ada seseorang yang mencoba bunuh diri.