Brian Thompson, CEO UnitedHealthcare, membuat penyelidik kebingungan dalam mencari jawaban. CEO asuransi kesehatan berusia 50 tahun itu ditembak mati pada Rabu (4/12) pukul 6:45 pagi waktu setempat di luar sebuah hotel di Manhattan, tempat ia dijadwalkan menghadiri konferensi tahunan investor perusahaannya. Saat polisi mengikuti jejak petunjuk-petunjuk misterius, mereka semakin fokus pada kemungkinan motif terkait asuransi di balik serangan terencana tersebut.
Rekaman CCTV menangkap momen ketika pelaku mendekati Thompson dari belakang dan menembaknya beberapa kali. Pelaku, yang digambarkan saksi memakai ransel abu-abu mencolok, sepatu hitam-putih, dan masker hitam, segera melarikan diri dari lokasi. Meskipun upaya penyelamatan dilakukan, Thompson dinyatakan meninggal di rumah sakit tak lama setelahnya.
Pesan yang ditinggalkan di tempat kejadian penembakan fatal seorang eksekutif asuransi kesehatan — "deny" (tolak), "defend" (pertahankan), dan "depose" (gulingkan) — mencerminkan frasa yang sering digunakan untuk menggambarkan taktik perusahaan asuransi dalam menghindari pembayaran klaim.
Tiga kata tersebut tertulis di peluru yang digunakan oleh seorang penembak bertopeng untuk membunuh CEO UnitedHealthcare, Brian Thompson, menurut dua pejabat penegak hukum yang berbicara kepada The Associated Press dengan syarat anonim pada Kamis (5/12). Kata-kata tersebut mirip dengan frasa "delay, deny, defend" — cara yang digunakan beberapa pengacara untuk menggambarkan bagaimana perusahaan asuransi menunda, menolak, dan mempertahankan penolakan layanan dan pembayaran, yang juga merupakan judul buku tahun 2010 yang sangat kritis terhadap industri tersebut.