Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan (tengah). (twitter.com/NikolPashinyan)
Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan (tengah). (twitter.com/NikolPashinyan)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Armenia Nikol Pashinyan, pada Selasa (14/5/2024), mengunjungi Kopenhagen, Denmark. Kedatangannya juga membahas terkait dengan bantuan pertahanan dari Uni Eropa (UE) ke negaranya di tengah sejumlah ancaman. 

Pekan lalu, Armenia sudah mengumumkan tidak lagi berkontribusi secara finansial kepada CSTO. Bahkan, Pashinyan dan Presiden Rusia Vladimir Putin sudah menyetujui penarikan sejumlah pasukan Rusia yang ditempatkan di perbatasan Azerbaijan. 

1. Armenia minta segera dimasukkan ke dalam EPF

Pashinyan mengungkapkan harapannya untuk mendapatkan bantuan militer dari UE di bawah skema European Peace Facility (EPF) di Armenia guna menghindari sejumlah ancaman serangan dan mencegah pecahnya konflik. 

"Kami saat ini menunggu keputusan UE untuk memasukkan Armenia ke dalam EPF dan semakin mendekatkan negara kami dengan blok negara-negara Eropa," terangnya, dikutip News AM

Dalam kesempatan itu, Pashinyan mengatakan bahwa negaranya hanya ingin mendiversifikasi kebijakan luar negeri dengan semua pihak. Ia menyebut sudah membangun kerja sama pertahanan dengan Prancis, India, UE, dan negara-negara lain. 

"Sekarang kami punya kerja sama pertahanan dengan UE dan kami senang dengan pengiriman relawan Misi Observasi Sipil UE di perbatasan darat antara Armenia dan Azerbaijan," tambahnya. 

2. Pashinyan ingin bergabung dengan UE

Dalam kesempatan itu, Pashinyan juga mengungkapkan keinginannya agar Armenia bergabung ke dalam UE. Dengan singkat, ia menyebut Armenia akan bergabung dengan blok UE tahun ini juga. 

Dilansir Armen Press, ia pun menyatakan bahwa kabar baik akan datang kepada rakyat Armenia yang akhirnya dapat terwujud. Ia menambahkan, demokrasi akhirnya benar-benar tiba di negara Kaukasus Selatan tersebut. 

"Kami harus membuktikan kefektifan dari perjanjian dengan UE dalam menghadapi ancaman keamanan, ekonomi, dan kemanusiaan di Armenia. Kami berharap global demokrasi akan bersama kami dalam menyelesaikan tantangan tersebut," ungkapnya. 

3. Rusia akan terjunkan pasukan penjaga perbatasan di Armenia

Konvoi kendaraan militer Rusia. (facebook.com/mod.mil.rus)

Kepala Badan Keamanan Federal Rusia (FSB), Alexander Bortnikov mengungkapkan, Rusia akan melanjutkan pengiriman sejumlah pasukan penjaga perbatasan di Armenia. 

"Kami akan melanjutkan keberadaan kami di Armenia yang diwakili oleh pasukan penjaga perbatasan. Pasukan itu akan mengamankan perbatasan Armenia dengan Iran dan Turki," pungkasnya, dikutip Tass.

Meski begitu, ia pun mengakui Armenia meminta penarikan pasukan penjaga perbatasan Rusia di perbatasan Azerbaijan dan Bandara Zvarnots. 

Pada 1992, Armenia-Rusia telah menyetujui bantuan penjagaan keamanan yang diminta oleh Yerevan. Keputusan ini yang membuat keberadaan ribuan pasukan Rusia di Armenia selama lebih dari 3 dekade terakhir. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team