Jen Psaki, Sekretaris Gedung Putih. (Twitter.com/DNR)
Selama ini Amerika Serikat belum memiliki kebijakan untuk mengekspor vaksin yang telah mereka produksi. Namun keputusan untuk membagikan vaksin AstraZeneca kepada dua negara tetangga telah menandai langkah AS melakukan ekspor vaksin COVID-19.
Jen Psaki mengatakan saat ini pemerintahan Biden memiliki akses tujuh juta dosis vaksin buatan AstraZeneca. Dia juga mengatakan bahwa banyak negara telah meminta AS untuk berbagi vaksin tersebut tapi saat ini mereka hanya akan berbagi dengan Kanada dan Meksiko.
Melansir dari kantor berita Reuters, ditanya mengapa Meksiko dan Kanada dipilih, pejabat administrasi berkata, "mereka adalah tetangga kami, mereka adalah mitra kami." Psaki mengatakan “kami memiliki sejumlah permintaan dari berbagai negara di seluruh dunia dan tentunya kami akan melanjutkan percakapan itu,” katanya.
Tapi pembagian vaksin AS ke Meksiko ditengarai berhubungan dengan kesepakatan agar Meksiko membantu AS dalam menangani arus imigrasi dari selatan. Pada hari Kamis, Meksiko mengumumkan akan mulai membatasi perbatasannya di selatan yang berdekatan dengan Guatemala.
Ditanya tentang hal tersebut, melansir dari laman The Guardian, Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, mengatakan kesepakatan vaksin dengan Meksiko dan peningkatan penegakan imigrasi "tidak terkait".
Sejauh ini, Rusia, Tiongkok dan India sebagai tiga produsen vaksin terbesar di dunia telah bersedia membagikan vaksin produksinya ke negara lain sedangkan Amerika Serikat belum melakukannya. Namun AS telah bersepakat dengan WHO untuk membantu skema pendanaan COVAX sebanyak 2 miliar dolar AS atau setara Rp28,9 triliun dan menjanjikan tambahan dengan nilai yang sama yang totalnya sekitar Rp57,7 triliun.