Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Amerika Serikat Joe Biden (X/POTUS)
Presiden Amerika Serikat Joe Biden (X/POTUS)

Jakarta, IDN Times – Amerika Serikat (AS) mengumumkan rencana pengiriman pasukannya bersama sistem antirudal AS yang canggih ke Israel. Pada Minggu (13/10/2024), Washington mengatakan langkah itu bertujuan memperkuat pertahanan udara negara itu setelah serangan rudal oleh Iran.

Presiden AS Joe Biden menilai bahwa membela Israel adalah keharusan, karena mereka sangat mungkin berperang dengan Iran kapan saja. Sebelumnya, Teheran telah menembakkan lebih dari 180 rudal ke Israel pada 1 Oktober, dan Tel Aviv berjanji untuk melakukan balas dendam.

AS mendesak Israel untuk mengkalibrasi responsnya guna menghindari perang yang lebih luas di Timur Tengah. Biden secara terbuka menyuarakan rencana Israel menyerang situs nuklir Iran, dilansir dari Reuters.

1. Dinilai sebagai langkah yang tidak biasa

ilustrasi bendera AS (Unsplash.com/KP Valery)

Juru bicara Pentagon, Pat Ryder, menggambarkan pengerahan pasukan dan alutsista AS sebagai bagian dari penyesuaian yang lebih luas yang telah dilakukan militer AS dalam beberapa bulan terakhir, untuk mendukung Israel dan membela personel AS dari serangan oleh Iran dan kelompok-kelompok yang didukung Iran.

Tetapi, pengerahan militer AS ke Israel jarang terjadi di luar latihan, mengingat kemampuan militer Israel yang sudah mapan.

Pasukan AS dalam beberapa bulan terakhir telah membantu pertahanan Israel dari kapal perang dan jet tempur di Timur Tengah ketika diserang Iran. Namun, mereka bermarkas di luar Israel.

2. Sekilas tentang Thaad buatan AS

ilustrasi bendera AS (Unsplash.com/DAVIDCOHEN)

Sistem Terminal High Altitude Area Defence (Thaad) merupakan bagian penting dari sistem pertahanan udara berlapis milik militer AS dan melengkapi pertahanan antirudal Israel yang sudah tangguh.

Thaad biasanya membutuhkan sekitar 100 tentara untuk beroperasi. Dia memiliki enam peluncur yang dipasang di truk, dengan delapan pencegat pada setiap peluncur, dan radar yang kuat.

Pentagon mengatakan sistem Thaad dikerahkan ke Israel selatan untuk latihan pada tahun 2019, terakhir dan satu-satunya waktu sistem itu diketahui berada di sana.

Lockheed Martin, produsen senjata terbesar di AS, membangun dan mengintegrasikan sistem Thaad yang dirancang untuk menembak jatuh rudal balistik jarak pendek hingga menengah.

3. Iran peringatkan AS soal dukungannya kepada Israel

bendera Iran. (unsplash.com/Akbar Nemati)

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, telah memperingatkan bahwa AS membahayakan nyawa pasukannya dengan mengerahkan mereka untuk mengoperasikan sistem rudal AS di Israel.

"Meskipun kami telah melakukan upaya luar biasa dalam beberapa hari terakhir untuk menahan perang habis-habisan di wilayah kami, saya katakan dengan jelas bahwa kami tidak memiliki batasan dalam membela rakyat dan kepentingan kami," tulis Araqchi di X.

Namun, para ahli mengatakan Iran telah berusaha menghindari perang langsung dengan AS, menjadikan pengerahan pasukan AS ke Israel sebagai faktor lain dalam kalkulasinya untuk maju.

Iran meluncurkan rudal dan pesawat nirawak ke Israel pada bulan April. Kemudian pada tanggal 1 Oktober, Iran menembakkan lebih dari 180 rudal balistik ke Israel di tengah eskalasi pertempuran antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon. Banyak yang dicegat saat terbang tetapi beberapa menembus pertahanan rudal.

Pejabat AS tidak mengatakan seberapa cepat sistem itu akan dikerahkan ke Israel, dikutip dari The Straits Times

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team