Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) membatasi visa baru bagi hampir 300 anggota parlemen Guatemala, termasuk para pemimpin dan keluarganya. AS menuduh mereka merusak demokrasi dan supermasi hukum negara tersebut.
Pembatasan diberlakukan terhadap 100 anggota Kongres Guatemala, para pemimpin sektor swasta dan anggota keluarga mereka. Pembatasan dilakukan saat Guatemala menghadapi kritik dugaan menghalangi Presiden terpilih Bernardo Arevalo untuk menjabat.
Pada Agustus, Arevalo memenangkan pemilihan di putaran kedua dengan partainya Gerakan Benih. Sejak saat itu, otoritas Guatemala menangkap anggota partai Arevalo dan meminta kekebalan Arevalo dicabut.
“Langkah-langkah kurang ajar ini mengikuti daftar panjang tindakan anti-demokrasi lainnya. Rakyat Guatemala telah berbicara. Suara mereka harus dihormati,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, pada Senin (11/12/2023)