Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Charlie Kirk
Charlie Kirk (Gage Skidmore, CC BY-SA 2.0 <https://creativecommons.org/licenses/by-sa/2.0>, via Wikimedia Commons)

Intinya sih...

  • Pemerintah AS mencabut visa 6 warga asing yang menulis komentar provokatif di media sosial terkait pembunuhan aktivis konservatif Charlie Kirk.

  • AS perketat imigrasi sejak kepemimpinan Trump, dengan memperketat kebijakan imigrasi dan mendeportasi sejumlah orang yang dikaitkan dengan protes.

  • Trump memberikan penghargaan anumerta Presidential Medal of Freedom kepada Kirk, dan menyalahkan kelompok kiri radikal atas pembunuhan tersebut.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times -Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS), pada Selasa (14/10/2025), menyatakan telah mencabut visa enam warga negara asing karena menulis komentar provokatif di media sosial terkait pembunuhan aktivis konservatif Charlie Kirk.

Keenam orang tersebut berasal dari Argentina, Afrika Selatan, Meksiko, Brasil, Jerman, dan Paraguay. Beberapa dari mereka disebut menulis komentar yang menyatakan bahwa Kirk pantas dibunuh.

“Amerika Serikat tidak memiliki kewajiban untuk menampung warga asing yang mengharapkan kematian warga Amerika. Orang asing yang memanfaatkan keramahan Amerika sambil merayakan pembunuhan warga negara kami akan dideportasi,” tulis departemen tersebut di media sosial X.

Pihaknya menambahkan bahwa mereka akan terus mengidentifikasi pemegang visa yang diyakini merayakan pembunuhan Kirk.

1. Pemerintah sebelumnya juga memecat mereka yang menulis unggahan negatif tentang Kirk

Pencabutan visa ini merupakan bagian dari tindakan keras pemerintah terhadap komentar-komentar yang mengejek atau merayakan kematian Kirk. Pentagon dan Dinas Rahasia juga telah menonaktifkan sejumlah personel militer maupun agen yang menulis unggahan negatif tentang Kirk di media sosial, sementara Wakil Presiden JD Vance mendorong masyarakat untuk menghubungi tempat kerja orang-orang yang merayakan pembunuhan Kirk.

Kirk, aktivis sayap kanan sekaligus loyalis Presiden AS Donald Trump, ditembak mati saat serbicara di hadapan mahasiswa dalam sebuah acara di Universitas Utah Valley pada 10 September. Pihak berwenang mengatakan pria berusia 31 tahun itu ditembak dengan senapan dari atap salah satu gedung di area kampus

Setelah perburuan selama 2 hari, seorang pria berusia 22 tahun asal Utah yang diidentifikasi sebagai Tyler Robinson ditangkap. Jaksa negara bagian mendakwanya dengan tuduhan pembunuhan berat. Ia terancam hukuman mati jika terbukti bersalah.

2. AS perketat imigrasi di bahwa kepemimpinan Trump

Sejak menjabat pada Januari 2025, pemerintahan Trump telah memperketat kebijakan imigrasi dengan meningkatkan pemeriksaan terhadap akun media sosial dan mencabut ribuan visa. Pemerintah juga berupaya mendeportasi sejumlah mahasiswa internasional yang dikaitkan dengan protes menentang perang Israel di Jalur Gaza, dengan menuduh mereka menyebarkan retorika antisemit.

Dalam beberapa bulan terakhir, Washington telah mengusir duta besar Afrika Selatan untuk AS karena komentarnya yang mengkritik Trump, mencabut visa Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang dijadwalkan menghadiri Sidang Umum PBB di New York, serta membatalkan visa duo musik punk-rap asal Inggris, Bob Vylan.

Pemerintah juga menyatakan tengah meninjau status lebih dari 55 juta pemegang visa yang akan masuk ke AS untuk memeriksa kemungkinan pelanggaran terhadap standar yang telah ditetapkan.

Serangkaian tindakan tersebut menuai kritik dari kelompok hak sipil. Mereka menilai kebijakan itu sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap perlindungan konstitusional atas kebebasan berpendapat, yang berlaku bagi siapa pun di AS, bukan hanya bagi warga Amerika, dilansir dari The Guardian.

3. Trump berikan penghargaan anumerta kepada Kirk

Pada Selasa, Trump menganugerahkan penghargaan anumerta Presidential Medal of Freedom kepada Kirk, yang diterima oleh istrinya, Erika Kirk. Dalam upacara di Gedung Putih itu, Trump menyebut Kirk sebagai martir bagi kebenaran dan kebebasan.

"Setelah pembunuhan Charlie, negara kita sama sekali tidak boleh menoleransi kekerasan, ekstremisme, dan teror sayap kiri radikal ini. Kita sudah selesai dengan massa yang penuh amarah, dan kita tidak akan membiarkan kota-kota kita menjadi tidak aman,” ujar Trump, dikutip dari DW.

Presiden AS itu berulang kali menyalahkan kelompok kiri radikal atas pembunuhan Kirk. Hal ini mendorongnya menandatangani perintah untuk mengklasifikasikan gerakan Antifa sebagai kelompok teroris pada 22 September.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team