Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth. (U.S. Secretary of Defense, Public domain, via Wikimedia Commons)
Dilansir Al Jazeera, pengacara HAM Dan Kovalik mengajukan komplain tersebut pada Selasa (2/12/2025) mewakili istri dan empat anak Carranza. Dokumen gugatan menyatakan serangan terhadap perahu milik korban melanggar konvensi HAM internasional karena tidak melalui proses hukum.
Penggugat menyoroti peran Hegseth yang diduga memberikan perintah pengeboman tanpa verifikasi target yang jelas. Keluarga korban menuntut kompensasi finansial karena Carranza merupakan tulang punggung utama keluarga yang kini kehilangan mata pencaharian. Mereka juga mendesak AS untuk mengakhiri pembunuhan semacam ini.
"Kami tahu Pete Hegseth bertanggung jawab memerintahkan pengeboman kapal seperti milik Alejandro Carranza Medina dan pembunuhan semua orang di dalamnya. Hegseth mengakui memberi perintah meski tidak mengetahui identitas target pemboman dan pembunuhan di luar hukum ini," bunyi dokumen pengaduan tersebut, dilansir CBS News.
Meski AS tidak meratifikasi yurisdiksi pengadilan IACHR, putusan lembaga ini diharapkan dapat menekan Washington secara politik dan diplomatik. Kovalik menempuh jalur ini karena sistem peradilan federal AS dianggap memberikan kekebalan hukum yang sulit ditembus korban sipil asing.