bendera Amerika Serikat (pixabay.com/DWilliam)
Menurut laporan ringkasan tertanggal 17 Februari, Guterres ingin mengonfrontasi perwakilan Ethiopia untuk PBB, Taye Atske Selassie Amde. Hal tersebut tak lepas dari tindakan Menteri Luar Negeri Ethiopia, Demeke Mekonnen, yang tampaknya mengirim surat kepada Guterres, menolak rencana Sekjen PBB itu untuk mengunjungi wilayah Tigray.
Ethiopia dan Front Pembebasan Rakyat Tigray menandatangani perjanjian damai pada November setelah konflik dua tahun, meskipun ketegangan masih ada hingga saat ini.
“Guterres ingin Taye menyampaikan kemarahannya kepada Demeke, berseru bahwa ini adalah pertama kalinya dia menerima surat semacam itu dari pemerintah mana pun selama masa jabatannya sebagai UNSG, tetapi dia menjamin bahwa itu akan menjadi yang terakhir dan bahwa Demeke 'tidak akan memiliki kesempatan untuk melakukannya. tulis surat lain seperti itu,'” tulis dokumen itu.
Pada KTT Uni Afrika di ibu kota Ethiopia, Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed "meminta maaf kepadanya karena menolak rencana kunjungan Guterres ke wilayah Tigray," kata Guterres kepada pejabat PBB pada 19 Februari, menurut dokumen itu.
Pemerintah AS belum menanggapi substansi kebocoran tersebut. Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan: "Ini bukan sesuatu yang dapat kami konfirmasi dan, sebagai prinsip, masalah intelijen seperti metode pengumpulan bukanlah sesuatu yang akan pernah kami diskusikan," dilansir The Washington Post.