Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Putin: Rusia Tangguhkan Ekpor Biji-bijian karena Ukraina Bandel

Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (kanan)/ (Presiden Rusia, Vladimir Vladimirovich Putin. twitter.com/KremlinRussia_E, Volodymyr Zelenskyy, Presiden Ukraina (Twitter.com/ Володимир Зеленський))

Jakarta, IDN Times – Presiden Vladimir Putin menegaskan bahwa Rusia tidak mengakhiri kesepakatan untuk mengizinkan Ukraina mengekspor gandum dari pelabuhan Laut Hitam. Apa yang dilakukan Rusia adalah menangguhkan kesepakatan itu, kata Putin.

Pernyataan di atas merupakan komentar pertama otoritas Rusia, setelah pada Sabtu (29/10/2022) sepihak membekukan perjanjian yang ditengahi oleh Turki dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).  

“Kami tidak mengatakan bahwa kami menghentikan partisipasi kami dalam operasi ini. Tidak, kami mengatakan bahwa kami menangguhkannya," kata Putin pada Senin (31/10/2022).

1. Rusia sebut pelabuhan digunakan oleh Ukraina untuk kegiatan militer

Ilustrasi pelabuhan. (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)

Moskow mengatakan, penangguhan dilakukan sebagai tanggapan atas serangan drone Ukraina besar-besaran di Krimea, yang menyasar pasukan Rusia. Kiev belum mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Putin mengatakan bahwa drone Ukraina telah melakukan perjalanan melalui koridor yang sama dengan yang digunakan kapal gandum.

“Dan dengan demikian, mereka menciptakan ancaman bagi kapal kami, yang harus menjamin keamanan ekspor biji-bijian, dan bagi kapal sipil yang terlibat dalam hal ini,” katanya.

“Ukraina harus menjamin bahwa tidak akan ada ancaman terhadap kapal sipil atau kapal pemasok Rusia,” kata Putin, seraya mencatat bahwa di bawah ketentuan kesepakatan, Rusia bertanggung jawab untuk memastikan keamanan, dilansir Reuters.

2. Turki minta Ukraina untuk tetap ekspor biji-bijian

ANTARA FOTO/Oksuz/Presidential Press Office/Handout via REUTERS

Sementara itu, Turki menekankan bahwa Ukraina harus melanjutkan ekspor makanannya, meskipun Rusia menangguhkan kesepakatan tersebut. Jika Ukraina menangguhkannya, Turki khawatir krisis global akan semakin parah.

“Bahkan jika Rusia berperilaku ragu-ragu karena tidak menerima manfaat yang sama, kami akan melanjutkan upaya kami dengan tegas untuk melayani kemanusiaan,” kata Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dikutip dari Al Jazeera.

Menteri Pertahanan Turki, Hulusi Akar, mengatakan kepada Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu bahwa Moskow harus mengevaluasi kembali penangguhan partisipasinya.

Dalam panggilan telepon antara kedua menteri, Akar mengatakan kepada Shoigu bahwa sangat penting untuk melanjutkan kesepakatan biji-bijian. Dia menyarankan agar persoalan ekspor ini dipisahkan dari perkara konflik.  

Amir Abdullah, pejabat PBB yang mengoordinasikan program tersebut, mengatakan bahwa “kapal kargo sipil tidak akan pernah menjadi target militer atau disandera. Makanan harus mengalir.”

3. Belum ada ultimatum dari Rusia jika ekspor tetap berlanjut

Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dokumen termasuk dekrit yang mengakui dua wilayah memisahkan diri yang didukung Rusia di Ukraina timur sebagai entitas independen dalam sebuah upacara di Moskow, Rusia, Senin (22/2/2022). ANTARA FOTO/Sputnik/Alexey Nikolsky/Kremlin via REUTERS/aww/sad.

Kementerian Pertahanan Rusia pada Senin menjelaskan, pergerakan kapal di sepanjang koridor keamanan justru dimanfaatkan oleh Ukraina bukan untuk ekspor biji-bijian.

“Kepemimpinan Ukraina dan komando Angkatan Bersenjata Ukraina menggunakannya untuk melakukan operasi militer melawan Rusia. Dalam kondisi saat ini, tidak ada pertanyaan untuk menjamin keamanan objek apa pun di arah yang ditunjukkan sampai pihak Ukraina menerima kewajiban tambahan untuk tidak menggunakan rute ini untuk tujuan militer,” kata kementerian.

Namun, Kementerian tidak mengatakan apa yang akan dilakukan Rusia jika kapal terus berlayar di rute tersebut.

Pada Juli, Rusia dan Ukraina menandatangani kesepakatan biji-bijian, yang memungkinkan dimulainya kembali ekspor biji-bijian dihentikan karena perang. Sejauh ini, lebih dari 9 juta ton gandum Ukraina telah diekspor, dan kesepakatan itu akan diperbarui pada 19 November

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us