Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
bendera Israel (pexels.com/Leonid Altman)
bendera Israel (pexels.com/Leonid Altman)

Jakarta, IDN Times - Utusan Khusus Amerika Serikat (AS) untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, mengkritik cara pemerintah Israel menangani perang di Jalur Gaza. Menurutnya, mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera adalah langkah tepat yang harus diambil segera.

Pernyataan ini disampaikan Witkoff dalam pertemuan dengan keluarga sandera pada Minggu (11/5/2025). Ia mengatakan bahwa AS ingin memulangkan 59 sandera yang tersisa, tetapi Israel belum siap untuk mengakhiri perang.

“Israel memperpanjang perang, meskipun kami tidak melihat kemajuan lebih lanjut yang bisa dicapai,” kata Witkoff, menurut laporan Channel 12.

Meski begitu, ia mengungkapkan bahwa masih ada peluang untuk mencapai kesepakatan, dan berharap Israel serta para mediator dapat memanfaatkannya sebaik mungkin.

1. Hamas akan bebaskan sandera Israel-AS Edan Alexander

Pada Minggu, kelompok Palestina Hamas mengumumkan akan membebaskan sandera Israel-AS, Edan Alexander, sebagai bagian dari upaya mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pengiriman bantuan ke Gaza. Pihaknya tidak menyebutkan kapan pembebasan tersebut dilakukan, namun diperkirakan akan terjadi dalam 48 jam mendatang.

Sebelumnya, pejabat Hamas mengatakan bahwa mereka telah melakukan perundingan langsung dengan pejabat AS di Qatar. Mereka melaporkan adanya kemajuan dalam pembahasan mengenai gencatan senjata dan pengiriman bantuan ke wilayah Palestina tersebut.

Alexander adalah satu-satunya sandera AS yang diyakini masih hidup di Gaza. Pemuda berusia 21 tahun itu sedang bertugas di unit infanteri elit di perbatasan Gaza ketika ia ditangkap dalam serangan Hamas di Israel pada 7 Oktober 2023.

“Kami sedang menunggu pengumuman dari Hamas, dan Witkoff memberi tahu kami bahwa hal itu diperkirakan akan terjadi," kata orang tua Alexander kepada Channel 12.

Adapun Witkoff dijadwalkan mengunjungi Israel pada Senin (12/5/2025).

2. Pembebasan Alexander merupakan itikad baik dari Hamas untuk Washington

Dilansir dari BBC, pengumuman pembebasan Alexander disampaikan menjelang kunjungan Presiden AS, Donad Trump, ke Timur Tengah pada Selasa (13/5/2025). Seorang pejabat senior Palestina mengatakan bahwa langkah Hamas ini merupakan bentuk itikad baik menjelang kedatangan Trump.

Ia menambahkan bahwa Hamas dan para mediator akan melakukan pembicaraan pada Senin pagi untuk menyelesaikan proses pembebasan Edan, yang memerlukan penghentian sementara aktivitas militer Israel dan penangguhan operasi udara selama proses penyerahan.

Dalam unggahan di Truth Social, Trump mengonfirmasi pembebasan Alexander dan menyebutnya sebagai berita monumental. Sementara itu, Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa AS telah memberi tahu Israel tentang niat Hamas untuk membebaskan Alexander tanpa syarat atau pertukaran apa pun.

3. Trump tidak setuju dengan perluasan operasi militer Israel di Gaza

Perkembangan situasi ini terjadi di tengah munculnya berbagai laporan tentang meningkatnya perselisihan antara Trump dan Netanyahu. Keduanya disebut memiliki pandangan yang berbeda terkait Timur Tengah, khususnya Jalur Gaza.

Menurut laporan NBC, seorang pejabat AS mengungkapkan bahwa Trump menentang rencana Netanyahu untuk memperluas operasi militer di Gaza. Ia menganggap rencana itu akan mengganggu visinya untuk membangun kembali wilayah Palestina tersebut. Di sisi lain, Netanyahu dilaporkan semakin frustrasi dengan pendekatan AS terhadap Iran dalam negosiasi nuklir, serta kesepakatan gencatan senjata dengan kelompok Houthi di Yaman.

Setelah banyaknya laporan negatif mengenai kedua pemimpin tersebut, Netanyahu menjelaskan di media sosial bahwa hubungannya dengan Trump masih sangat baik.

"Saya berbicara dengannya (Trump) sesekali. Saya tidak akan bilang setiap beberapa hari, tetapi setiap 2-3 minggu sekali, saya berbicara dengannya. Saat ini, kami diberkati dengan seorang presiden dan pemerintahan yang sangat, sangat bersahabat. Dan kami berusaha untuk mengoordinasikan baik hal-hal besar maupun hal-hal kecil," kata Netanyahu dalam video yang diunggah di X, dikutip dari The Times of Israel.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorFatimah