AS Izinkan Ukraina Serang Rusia dengan Rudal ATACMS, Ini Kemampuannya!

Jakarta, IDN Times - Army Tactical Missile System (ATACMS) merupakan rudal jarak jauh buatan Amerika Serikat (AS). Rudal ini menjadi sorotan setelah Presiden AS, Joe Biden, mengizinkan penggunaannya untuk serangan ke dalam wilayah Rusia.
Rudal yang diproduksi perusahaan Lockheed Martin ini memiliki kemampuan menyerang target hingga jarak 300 kilometer. Melansir New York Times, senjata ini pertama kali dikembangkan pada era 1980-an untuk menghadapi Uni Soviet.
ATACMS dirancang khusus dengan kemampuan terbang lebih tinggi di atmosfer dibanding roket artileri biasa. Hal ini memungkinkan rudal tersebut menghantam target dengan kecepatan sangat tinggi karena tarikan gravitasi.
Sistem rudal ini dapat diluncurkan dari dua platform utama, yaitu sistem peluncur roket HIMARS (High Mobility Artillery Rocket Systems) dan M270. Satu unit peluncur HIMARS dapat membawa satu rudal ATACMS, sementara M270 mampu membawa dua rudal sekaligus.
AS pertama kali menggunakan ATACMS saat Operasi Badai Gurun 1991 untuk menghancurkan peluncur rudal dan sistem pertahanan udara Irak. Sejak itu, enam negara sekutu AS yakni Bahrain, Yunani, Korea Selatan, Taiwan, Turki, dan Uni Emirat Arab telah mengimpor sistem persenjataan ini.
1. Spesifikasi dan kemampuan teknis ATACMS
Berdasarkan data dari Missile Threat, secara fisik ATACMS memiliki dimensi yang cukup besar. Panjang rudal mencapai 3,98 meter dengan diameter 0,61 meter. ATACMS versi Block 1 memiliki berat 1.673 kilogram
ATACMS menggunakan sistem navigasi canggih yang menggabungkan panduan inersia dengan GPS. Sistem navigasi canggih ini memberikan akurasi yang sangat baik dalam mencapai target.
Sistem persenjataan ini memiliki beberapa varian hulu ledak. Pentagon sendiri memiliki dua versi ATACMS, yaitu hulu ledak pecah yang membawa ratusan bom kecil dan hulu ledak tunggal konvensional
ATACMS Block 1 standar dilengkapi dengan 950 unit amunisi M74 berbentuk bola dengan diameter 6 sentimeter dan berat 0,59 kilogram. Setiap amunisi M74 dibungkus dinding fragmentasi tungsten yang berfungsi sebagai pelapis penghancur. Teknologi ini sangat efektif menghancurkan personel dan peralatan ringan, namun kurang ampuh melawan target berlapis baja tebal.