Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi bendera Israel. (unsplash.com/Taylor Brandon)
Ilustrasi bendera Israel. (unsplash.com/Taylor Brandon)

Jakarta, IDN Times - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Israel, Tom Nides, meminta Tel Aviv untuk tidak buru-buru melakukan perombakan peradilan yang kontroversial. Pernyataan ini disampaikan Nides saat menghadiri acara Konferensi Presiden Organisasi Yahudi Amerika Utama di Yerusalem pada Minggu (19/2/2023).

Beberapa minggu terakhir, pemerintah Israel sedang berusaha menggenjot reformasi besar-besaran pada sistem peradilannya. Pada Senin (20/2/2023), pemungutan suara pertama terkait kebijakan ini akan segera dilakukan.

Upaya pemerintah Israel ini menuai kritik dari berbagai pihak. Kebijakan ini dinilai akan memberi kekuasaan lebih besar bagi pemerintah dalam proses peradilan. Sementara itu, RUU ini juga dinilai akan memperlemah fungsi Mahkamah Agung mengontrol pemeritah, dilansir dari Jerusalem Post.

1. Bentuk kepedulian AS sebagai sahabat Israel

Sebelumnya, Tom Nides telah menyatakan ungkapan serupa pada podcast CNN, The Axe Files, yang tayang Sabtu (18/2/2023). Ia meminta Israel untuk menginjak rem dan melakukan konsensus terkait upaya reformasi ini.

Menurutnya, sebagai teman baik Israel, AS mempunyai hak untuk menyampaikan nasihat dan pandangannya. Reformasi ini juga dinilai akan menghambat upaya Israel untuk memulai hubungan diplomatis dengan negara-negara Arab lain.

Dia menjelaskan bahwa AS bukan berniat mendikte Israel, tetapi hanya ingin pemerintah Tel Aviv bersikap lebih inklusif dalam keputusan ini. 

2. Menteri Israel minta AS jangan ikut campur

Sejauh ini, Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, belum memberikan tanggapan apapun.

Namun, tanggapan kurang bersahabat datang dari Menteri Urusan Diaspora Israel, Amichai Chikli. Ia meminta Washington untuk tidak ikut campur dalam kebijakan reformasi ini. 

"Saya memberi tahu anda, bahwa anda lah yang harus menginjak rem, Amerika tidak berhak untuk mencampuri urusan reformasi ini. Kami senang mendiskusikan masalah diplomatik dan keamanan dengan Anda, tetapi hormati demokrasi kami", ujar Amichai Chikli, dilansir dari Haaretz.

3. AS akan dukung Israel melawan Iran

Ilustrasi bendera Iran. (unsplash.com/sina drakhshani)

Dalam pernyataannya, Tom Nides juga menyinggung masalah Iran. Ia mengatakan, AS tidak berniat melakukan negosiasi dengan Iran karena tindakannya memasok drone bagi Rusia. 

Nides mengatakan, AS akan mendukung apapun upaya Israel untuk menghadapi ancaman nuklir Iran yang juga dinilai membahayakan kawasan Timur Tengah.

"Seperti yang dikatakan Presiden Joe Biden, pertama, kami tidak akan hanya berdiri dan menonton Iran mendapatkan senjata nuklir. Kedua, bahwa semua opsi tersedia. Ketiga, Israel dapat dan seharusnya melakukan apa pun yang diperlukan untuk menghadapi Iran dan kami akan mendukung mereka," ujar Nides.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team