Klorin, Sarin, dan berbagai jenis senjata kimia yang pernah digunakan dalam Perang Saudara Suriah, tentu tidak asing lagi di telinga banyak orang. Pemerintah Suriah yang dituduh memiliki senjata kimia dan menggunakannya terhadap warga sipil, ternyata sudah mendapatkan banyak peringatan keras dari berbagai pihak.
Pada tahun 2014, PBB bersama AS dan Rusia datang ke Suriah untuk menyelidiki dan melucuti semua senjata kimia yang dimiliki oleh Pemerintah Suriah. Setelah operasi pembersihan mereka selesai, tiba-tiba terjadi sebuah serangan gas kimia yang menggemparkan dunia dan membuat situasi Suriah menjadi lebih panas.
Pihak opposisi/pemberontak menganggap bahwa PBB, telah gagal mengantisipasi manufaktur senjata kimia terbaru yang dimiliki oleh Pemerintah Suriah. Lain halnya, di mata Pemerintah Suriah mereka yakin tidak pernah menggunakan senjata kimia dalam perang saudara ini.
Semua itu menurut mereka hanya tuduhan tidak berdasar dari kelompok pemberontak untuk melemahkan dukungan dunia kepada Pemerintahan Suriah. Baik Rezim Presiden Bashar al Assad maupun kelompok pemberontak, keduanya tidak pernah lepas dari upaya saling tuduh menuduh yang sering terjadi.
Assad yang didukung Rusia, Iran, dan negara 'tak bernama' lainnya, melawan pemberontak demokratis yang mendapat dukungan dari AS dan sekutunya di Timur Tengah, menunjukkan masalah kemanusiaan ini tidak akan pernah selesai.
Dunia yang mencoba menghentikan penggunaan senjata kimia di Suriah akan gagal, jika mereka tidak bersatu untuk saling mengerti dan memiliki satu tujuan yang mulia, yaitu keadilan.