Laura Loomer, yang merupakan sekutu Donald Trump, memulai kampanyenya di media sosial X dengan membagikan video anak-anak Gaza yang tiba di AS untuk berobat. Ia secara keliru menuduh teriakan kegembiraan mereka sebagai nyanyian jihad dan seruan teror HAMAS.
"Mengapa ada orang di Kementerian Luar Negeri yang mau memberikan visa kepada individu yang tinggal di Gaza, yang dikelola oleh HAMAS?" tulis Loomer.
Influencer yang menyebut dirinya "seorang Islamofobia yang bangga" ini juga mengklaim mayoritas warga Gaza mendukung Hamas. Faktanya, Hamas hanya memperoleh 44 persen suara dalam pemilu legislatif terakhir Palestina pada 2006. Video yang ia klaim didapat secara eksklusif pun ternyata berasal dari akun Instagram publik sebuah badan amal dan kanal YouTube media.
Unggahan tersebut dengan cepat menarik perhatian dan mendapat dukungan dari beberapa politisi Partai Republik AS. Setelah kebijakan visa dihentikan, Loomer merayakannya sebagai sebuah kemenangan di akun media sosialnya.
Beberapa pejabat AS, termasuk anggota Kongres Chip Roy dari Texas, menyatakan akan menindaklanjuti masalah ini. Sementara, anggota Kongres dari Florida, Randy Fine, bahkan secara terbuka memuji Loomer atas perannya dalam mengungkap isu tersebut.