Ilustrasi industri minyak. (Pexels.com/Jan-Rune Smenes Reite)
Melansir BBC, keputusan pemerintah tidak konsisten dengan janji Biden untuk memimpin aksi iklim. Biden, saat mencalonkan diri sebagai kandidat pada 2020, berjanji tidak akan ada lagi pengeboran di AS. Tapi, janji itu dilanggar tahun lalu ketika pemerintah mengumumkan rencana untuk menjual sewa pengeboran.
Untuk menentang proyek pengeboran migas, lebih dari 1 juta surat protes telah ditulis ke Gedung Putih, dan aktivis membuat petisi di Change.org, yang menarik lebih dari 3 juta tanda tangan.
"Itu langkah yang salah dan akan menjadi bencana bagi satwa liar, tanah, masyarakat, dan iklim kita," kata lembaga amal lingkungan Sierra Club.
Sonny Ahk, aktivis Inuipat muda dari Alaska yang berkampanye melawan Willow, mengatakan proyek tersebut akan mengunci ekstraksi minyak dan gas Arktik selama 30 tahun lagi dan mengkatalisasi ekspansi minyak di masa depan di Arktik.
"Sementara para eksekutif di luar negara bagian mendapat keuntungan besar, penduduk lokal dibiarkan menghadapi dampak merugikan karena dikelilingi oleh operasi pengeboran besar-besaran," katanya.
Biro Manajemen Lahan AS memperkirakan bahwa Willow akan menghasilkan hingga 278 juta metrik ton Karbon dioksida ekuivalen (CO2e) selama 30 tahun aktivitasnya, setara dengan menambahkan 2 juta mobil ke jalan raya AS setiap tahunnya. CO2e adalah unit yang digunakan untuk menyatakan dampak iklim dari semua gas rumah kaca secara bersamaan.