Jakarta, IDN Times - Dialog perpanjangan gencatan senjata di Jalur Gaza gagal mencapai kesepakatan usai Amerika Serikat (AS) menuduh Hamas mengajukan tuntutan yang sama sekali tidak praktis. Tuntutan Hamas menanggapi usulan utusan Washington untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, pada pertemuan di Qatar.
Fase pertama gencatan senjata sementara berakhir pada 1 Maret. Witkoff telah mengusulkan untuk memperpanjang fase pertama hingga pertengahan April, termasuk pertukaran sandera yang ditahan Hamas dan tahanan Palestina yang ditahan Israel, serta menunda negosiasi untuk mengakhiri perang secara permanen.
"Hamas bertaruh dengan sangat buruk bahwa waktu ada di pihaknya. Tidak. Hamas sangat menyadari tenggat waktu itu, dan seharusnya tahu bahwa kami akan menanggapinya dengan tepat jika tenggat waktu itu terlewati," kata Witkoff pada Jumat (14/3/2025), dikutip dari BBC.
AS menyebut Hamas secara terbuka mengklaim mendukung perpanjangan gencatan senjata, tetapi secara pribadi mengajukan tuntutan yang sama sekali tidak praktis tanpa gencatan senjata permanen.