Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tentara Israel Gunakan Warga Palestina sebagai Tameng Manusia

pria Palestina diikat di bagian depan mobil tentara Israel di Jenin, Tepi Barat, pada 22 Juni 2024 (twitter.com/@anews)

Jakarta, IDN Times - Perwira militer Israel mengungkapkan bahwa tentara menggunakan warga Palestina sebagai tameng manusia setidaknya enam kali sehari di Jalur Gaza. Praktik ini ilegal berdasarkan hukum internasional.

Dalam tulisannya di surat kabar Haaretz pada Kamis (13/3/2025), perwira yang tidak disebutkan namanya itu mengkritik polisi militer karena hanya membuka enam penyelidikan terkait praktik tersebut. 

“Saya hampir tersedak ketika mengetahui polisi militer hanya melakukan enam penyelidikan yang menggunakan warga Palestina sebagai tameng manusia. Di Gaza, hal ini terjadi setidaknya enam kali sehari. Jika pihak berwenang serius, mereka perlu membuka setidaknya 2.190 penyelidikan," tulisnya, dikutip dari Anadolu.

1. Protokol nyamuk dianggap sebagai kebutuhan operasional

Menurut laporan, penggunaan warga Palestina sebagai tameng manusia sangat umum di kalangan tentara Israel hingga diberi nama "protokol nyamuk". Warga Palestina dipaksa masuk ke rumah-rumah untuk memeriksa apakah ada orang-orang bersenjata atau bahan peledak di dalamnya. Tentara Israel menjuluki mereka sebagai shawish.

“Saya pertama kali melihat hal ini pada Desember 2023, dua bulan setelah serangan darat, dan tidak menyadari betapa umum hal ini terjadi,” kata perwira tersebut, yang bertugas selama 9 bulan di Gaza.

“Saat ini, hampir setiap peleton memiliki shawish. Tidak ada satuan infanteri yang memasuki sebuah rumah sebelum seorang shawish memastikan bahwa rumah tersebut aman," tambahnya.

Ia mengklaim bahwa komando senior telah mengetahui praktik ini selama lebih dari setahun dan menganggapnya sebagai kebutuhan operasio. 

2. Militer Israel akui penggunaan warga Palestina sebagai tameng manusia

Pekan ini, militer Israel menyatakan bahwa mereka sedang menyelidiki penggunaan warga sipil Palestina sebagai tameng manusia selama operasi di Gaza. Ini adalah pertama kalinya militer mengakui adanya kecurigaan yang masuk akal bahwa tentara memaksa warga sipil untuk terlibat dalam operasi militer.

"Dalam beberapa kasus, Divisi Investigasi Kriminal Polisi Militer membuka penyelidikan setelah muncul kecurigaan yang masuk akal terkait penggunaan warga Palestina untuk misi militer selama operasi," kata militer Israel kepada CNN pada Selasa (11/3/2025) malam.

Mereka tidak mengonfirmasi berapa banyak penyelidikan yang telah dibuka atau siapa saja yang sedang diselidiki.

“Investigasi tersebut masih berlangsung, dan oleh karena itu, rincian lainnya tidak dapat diberikan saat ini,” tambahnya.

Sebelumnya, militer Israel menyatakan bahwa protokol mereka melarang keras penggunaan warga sipil Gaza untuk operasi militer.

3. Protokol nyamuk terjadi di seluruh wilayah Gaza

Skala dan cakupan dari "protokol nyamuk" ini belum diketahui secara pasti. Namun, keterangan dari tentara maupun warga sipil pada 2024 menunjukkan bahwa praktik tersebut tersebar luas di seluruh wilayah, termasuk Gaza utara, Kota Gaza, Khan Younis, dan Rafah.

Salah seorang warga sipil, Mohammad Saad, mengatakan bahwa tentara Israel menahannya di Rafah.

“Mereka meminta kami melakukan hal-hal seperti, ‘pindahkan karpet ini,’ dengan alasan mencari terowongan. Rekam di bawah tangga,’ mereka bilang. Jika mereka menemukan sesuatu, mereka akan menyuruh kami membawanya keluar," tutur pemuda berusia 20 tahun itu kepada CNN.

Lebih dari 48 ribu warga Palestina telah terbunuh akibat agresi besar-besaran militer Israel di Gaza, sementara 1,5 juta lainnya mengungsi. Konflik ini terjadi usai Hamas melancarkan serangan ke Israel pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.139 orang dan menyebabkan lebih dari 200 lainnya disandera. Kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan, yang diterapkan pada Januari 2025, telah menghentikan sementara peperangan ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us