Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_8310.jpeg
Menlu Sugiono di perayaan ASEAN Day. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Intinya sih...

  • ASEAN harus melangkah dari wacana ke aksi nyataSugiono menegaskan pentingnya implementasi ASEAN Vision 2045 dan mewujudkan komitmen bersama untuk mencapai hasil konkret.

  • ASEAN harus bersatu dan netral di tengah rivalitas globalMenlu Sugiono menyerukan netralitas dan kredibilitas ASEAN, serta menjaga inklusivitas dan konsistensi sebagai kekuatan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, menyerukan agar ASEAN tidak hanya bertahan di tengah dinamika global, tetapi juga tampil sebagai aktor yang memimpin dan memberi inspirasi. Hal itu ia sampaikan dalam pidato peringatan ASEAN Day ke-58, Jumat (8/8/2025), di Jakarta.

“ASEAN harus menjadi kawasan yang damai, tangguh, inovatif, dan berorientasi pada rakyat. Kita harus melampaui deklarasi, dan mulai mewujudkan kerja sama yang konkret,” kata Menlu Sugiono dalam pidatonya.

1. ASEAN harus melangkah dari wacana ke aksi nyata

ilustrasi ASEAN (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Sugiono mengatakan, rakyat ASEAN tidak hanya menunggu rencana, tapi juga tindakan nyata. Ia merujuk pada implementasi ASEAN Vision 2045 yang baru dimulai tahun ini. Visi tersebut, menurut dia, hanya akan bermakna bila benar-benar dijalankan.

“Cukup sudah kita membuat deklarasi. Kini waktunya mewujudkan komitmen bersama. Rakyat kita ingin melihat hasil, bukan sekadar rencana,” ujar dia, mengutip pernyataan PM Malaysia Anwar Ibrahim dalam KTT terakhir.

2. ASEAN harus bersatu dan netral di tengah rivalitas global

Perayaan ASEAN Day di Sekretariat ASEAN. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Di tengah meningkatnya rivalitas global, Menlu Sugiono menegaskan pentingnya netralitas dan kredibilitas ASEAN. Ia menyerukan agar ASEAN berdiri di atas kaki sendiri, sesuai visi almarhum Adam Malik, yaitu bebas dari tekanan eksternal.

“ASEAN harus menjadi penjembatan, bukan medan perebutan. Sentralitas ASEAN bukan sekadar slogan, tapi prinsip kerja bersama,” ujar dia.

Ia menambahkan, kekuatan ASEAN terletak pada kemampuannya menjaga inklusivitas dan konsistensi.

3. Diplomasi dan dialog jadi solusi utama, bukan eskalasi

Menlu Sugiono di perayaan ASEAN Day. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Terkait isu sensitif seperti Laut China Selatan, Sugiono menekankan pentingnya penyelesaian damai. Ia mendorong penyelesaian segera Code of Conduct (CoC) yang sesuai dengan hukum internasional, terutama UNCLOS 1982.

Indonesia juga mengapresiasi peran Malaysia sebagai Ketua ASEAN tahun ini dalam memfasilitasi dialog dan siap memberi dukungan jika diperlukan.

“Sejak awal, ASEAN dibangun di tengah ketegangan Perang Dingin. Kini pun, kita harus terus menjunjung dialog dan konsultasi. Inilah semangat ASEAN Way,” ujar Sugiono.

Sugiono menyebut sejumlah tantangan yang memerlukan respons kolektif ASEAN, dari transformasi digital, penguatan kapasitas krisis, hingga ancaman perdagangan manusia dan perubahan iklim.

“Tidak ada satu negara pun yang bisa menghadapi tantangan ini sendirian. Kita butuh tanggung jawab bersama,” kata dia.

Editorial Team