Tokyo, IDN Times - Mendapatkan kritikan tajam atas peraturannya yang seksis dan ketinggalan zaman, Asosiasi Sumo Jepang akhirnya tunduk kepada tekanan publik, dan akan menimbang ulang kebijakan yang melarang perempuan menginjakkan kakinya di arena, yang disebut dohyo.
Para petinggi olah raga tradisional Jepang yang sudah berumur ribuan tahun ini disebutkan akan melakukan survei untuk menentukan sikap publik atas kebijakan pelarangan perempuan, yang dianggap tidak bersih memasuki arena.
Perdebatan ini dipicu oleh sebuah insiden tanggal 14 April 2018 lalu ketika seorang wali kota Maizuru, di Prefektur Kyoto mendadak pingsan sewaktu memberikan pidato di dohya saat berlangsungnya sebuah turnamen sumo.