Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pesawat Aeroflot (pexels.com/pixabay)
ilustrasi pesawat Aeroflot (pexels.com/pixabay)

Jakarta, IDN Times - Mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad, pada Minggu (15/12/2024), disebut telah menerbangkan uang tunai sebesar 250 juta dolar AS (Rp4 triliun) ke Rusia. Pengiriman uang tunai tersebut sudah dilakukan secara berangsung-angsur dalam beberapa tahun terakhir. 

Sebelum masuknya tentara pemberontak ke Damaskus, Assad dan keluarganya disebut sudah meninggalkan Suriah untuk berolak ke Moskow. Diktator Suriah itu diketahui sudah memperoleh status suaka politik di Rusia. 

1. Terdapat 21 penerbangan uang tunai pada 2018-2019

Data Impor Genius menunjukkan bahwa pada Mei 2019 terdapat sebuah pesawat yang mengangkut uang tunai senilai 10 juta dolar AS (Rp159,9 miliar) atas perintah dari Bank Sentral Suriah dan mendarat di Bandar Vnukovo, Moskow. 

Pada Februari 2019, Bank Sentral Suriah sudah menerbangkan uang senilai 20 juta dolar AS (Rp319,8 miliar). Totalnya sudah ada 21 penerbangan antara Maret 2018 hingga September 2019 dan telah mengangkut lebih dari 250 juta dolar AS (Rp4 triliun). 

Seseorang di Bank Sentral Suriah mengatakan cadangan mata uang asing Suriah hampir tidak ada setelah mendapatkan sanksi dari Barat. Alhasil, negara harus membayar semuanya secara tunai, termasuk membayar impor gandum, pencetakan uang, dan anggaran pertahanan. 

"Bank Sentral Suriah harus membayar apa yang tersedia. Ketika sebuah negara diliputi sanksi, maka mereka harus membayar semuanya dengan uang tunai," terangnya, dilansir Financial Times

2. Assad sudah kirim uang dan asetnya ke luar negeri

Mantan Asisten Kementerian Luar Negeri khusus Timur, David Schenker, mengatakan bahwa transfer ini bukanlah sebuah sesuatu yang mengejutkan. Ia menyebut Assad sudah mengirimkan uangnya ke luar negeri dan mengamankan asetnya.

"Rezim itu sudah memberikan uang mereka di luar negeri untuk menjamin hidupnya dan penting untuk mendapatkan hidup yang nyaman. Pengiriman uang tersebut kemungkinan ditujukan baginya dan sejumlah orang di jajarannya," ungkap Schenker. 

Kepala Peneliti di Syrian Legal Development Programme, Eyad Hamid, mengatakan Rusia sudah menjadi lokasi penyimpanan uang Assad selama bertahun-tahun. Ia mengklaim Moskow telah menjadi rute penyelundupan sanksi Barat kepada Suriah. 

Pada 2019, keluarga Assad sudah berkunjung secara reguler dari 2013 dan disebut sudah memiliki 20 apartemen mewah di Moskow. 

3. Nasib pangkalan militer Rusia di Suriah masih belum jelas

Pada saat yang sama, pemerintah Rusia mengatakan bahwa nasib pangkalan militer Rusia di Suriah masih belum jelas. Pangkalan militer Rusia di Tartus dan Khmeimim menjadi lokasi penting bagi operasi militer Rusia di Afrika. 

"Masih belum ada keputusan final terkait masalah ini. Kami terus menghubungi representatif pasukan pemberontak yang sekarang mengambilalih kekuasaan di Suriah," ungkap Juru Bicara Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov, dikutip The Moscow Times.

Dalam beberapa hari terakhir, Rusia diketahui sudah mengevakuasi sejumlah staf diplomatik di Suriah. Berdasarkan citra satelit Maxar, sejumlah personel militer Rusia sudah membereskan persenjataan untuk dikirimkan ke dalam pesawat di Khmeimim. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorBrahm