Mesir, seperti negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA), selalu rentan terhadap terorisme. Ancaman dari Al Qaeda, Boko Haram, dan ISIS akan selalu mengintai karena letak geografisnya yang terbilang dekat.
Inilah alasan di balik usulan aturan baru dalam menggunakan media sosial tersebut. Setidaknya, itulah yang disampaikan anggota parlemen Mesir Reyad Abdel Sattar yang berasal dari partai penguasa. Menurutnya, dengan begitu, pemerintah punya kontrol terhadap warganya.
"Aturan itu akan memfasilitasi pengawasan oleh negara atas jaringan sosial di Mesir dengan membuat mereka terdaftar dalam sistem elektronik yang dijalankan pemerintah yang akan memberi mereka izin akses ke Facebook," ujarnya.
Bukan hanya perkara terorisme, menurut Reyad aturan pengetatan dalam bermedia sosial itu juga akan membantu mendeteksi adanya upaya kudeta. Seperti diketahui, Mesir punya sejarah tak menyenangkan dengan kudeta. Presiden Mesir saat ini, Abdel Fattah el-Sisi juga merupakan pelaku kudeta pada Juli 2013 lalu.