Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
bendera Australia (pexels.com/Hugo Heimendinger)

Jakarta, IDN Times - Australia mengatakan bahwa serangan Israel yang menewaskan pekerja bantuan internasional di Gaza pada April lalu bukan lah hal yang disengaja, melainkan akibat dari kegagalan operasional yang serius.

Tiga serangan udara Israel menghantam konvoi bantuan World Central Kitchen (WCK) di Gaza pada 1 April. Insiden tersebut menewaskan enam pekerja bantuan asing, termasuk Zomi Frankcom dari Australia, dan sopir Palestina mereka.

Pembunuhan tersebut menuai kecaman luas dari internasional, termasuk sekutu-sekutu Israel. Beberapa pihak bahkan menuduh Israel sengaja menargetkan para pekerja bantuan, namun Tel Aviv membantahnya.

1. Israel mengira konvoi bantuan tersebut dibajak oleh Hamas

Menurut tinjauan pemerintah Australia yang dirilis pada Jumat (2/8/2024), Pasukan Pertahanan Israel (IDF) meluncurkan rudal ke konvoi tersebut karena mengira petugas keamanan di dalam mobil sebagai pejuang Hamas.

Selain itu, informasi mengenai pergerakan konvoi WCK belum sampai ke tim IDF yang melakukan serangan. Kebingungan ini semakin parah karena para pejabat Israel tidak dapat berkomunikasi langsung dengan konvoi bantuan tersebut.

Tinjauan itu juga menyebutkan bahwa staf IDF telah melanggar prosedur standar dengan memerintahkan serangan kedua dan ketiga terhadap konvoi tersebut tanpa melakukan proses identifikasi lainnya.

“Dalam insiden ini, tampaknya kontrol IDF gagal, sehingga menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan dan kesalahan identifikasi, yang kemungkinan diperburuk oleh tingkat bias konfirmasi,” kata Marsekal Mark Binskin, yang melakukan perjalanan ke Israel untuk menyelidiki kematian tersebut, dikutip Reuters.

“Berdasarkan informasi yang saya peroleh, menurut penilaian saya, serangan IDF terhadap pekerja bantuan WCK tidak disengaja atau disengaja ditujukan terhadap WCK," tambahnya.

2. Israel diharapkan meminta maaf dan beri kompensasi ke keluarga korban

Editorial Team

EditorFatimah

Tonton lebih seru di