Jakarta, IDN Times - Badai musim dingin ekstrem akibat sistem tekanan rendah di kutub melanda Jalur Gaza, Palestina dalam beberapa hari terakhir dan menewaskan sedikitnya 11 warga. Pemerintah Gaza menyebut, bencana ini semakin memperparah krisis kemanusiaan yang telah berlangsung selama dua tahun akibat perang.
Dalam pernyataan resminya pada Sabtu (13/12/2025), Kantor Media Pemerintah Gaza mengatakan, badai tersebut menyebabkan runtuhnya bangunan-bangunan yang sebelumnya telah rusak akibat serangan Israel. Tim Pertahanan Sipil berhasil mengevakuasi 11 jenazah, dan tim masih mencari setidaknya satu orang yang masih hilang.
Selain korban jiwa, badai ini menimbulkan kerusakan langsung yang ditaksir mencapai sekitar 4 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp63 miliar. Kerusakan tersebut berdampak luas pada warga yang tinggal di tenda-tenda pengungsian dan tempat penampungan darurat yang tidak mampu melindungi dari cuaca ekstrem.
Kondisi ini, menurut pemerintah Gaza, mencerminkan rapuhnya situasi kemanusiaan di wilayah tersebut meski gencatan senjata telah diberlakukan sejak 10 Oktober.
