Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bendera Korea Selatan. (Unsplash.com/Stephanie Nakagawa)
Bendera Korea Selatan. (Unsplash.com/Stephanie Nakagawa)

Intinya sih...

  • Korsel akan mengadakan pembicaraan tarif dengan AS pekan ini di Washington.
  • Menteri Korsel ingin mencari solusi yang saling menguntungkan dengan AS berdasarkan prinsip memprioritaskan kepentingan nasional.
  • Trump telah menerapkan tarif 25% untuk impor otomotif dan 10% untuk pengiriman lainnya, mengancam produsen mobil Korsel.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Penjabat Presiden Korea Selatan (Korsel), Han Duck-soo, mengatakan bahwa negaranya akan mengadakan pembicaraan tarif dengan Amerika Serikat (AS) pekan ini di Washington. Menurutnya, pembicaraan perdagangan dengan AS akan menjadi awal dari kerja sama yang berarti.

"Korsel akan melakukan upaya habis-habisan, guna menemukan solusi yang saling menguntungkan dengan berkonsultasi secara tenang dan serius dengan AS berdasarkan prinsip memprioritaskan kepentingan nasional," kata Han dalam sebuah pertemuan dengan pemerintah Korsel untuk membahas ekonomi pada Senin (21/4/2025).

"Proses konsultasi dengan AS mungkin tidak mudah dan saya menyadari bahwa banyak harapan dan kekhawatiran muncul bersamaan dengan dimulainya konsultasi dengan AS," sambungnya, dikutip dari The Straits Times.

1. Korsel kirim menteri ekonomi dan menteri perdagangan ke AS

Nantinya, Menteri Ekonomi dan Keuangan Korsel, Choi Sang-mok, bersama Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi Ahn Duk-geun akan bertemu dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Perwakilan Dagang Jamieson Greer untuk mengadakan pembicaraan tarif pada 24 April mendatang.

Pemerintah Korsel mengatakan konsultasi perdagangan berlangsung atas permintaan pihak AS. Sementara, pihak-pihak yang terlibat sedang menyusun jadwal dan agenda pertemuan.

Seoul adalah mitra dagang terbesar keenam AS, dengan surplus Korsel yang melonjak sekitar 25 persen pada 2024 dari tahun sebelumnya, menjadi sekitar 55,7 miliar dolar AS (sekitar Rp936,7 triliun). Hal ini pun menjadi fokus Trump saat memutuskan tarif resiprokal atau tarif timbal balik.

2. Korsel ingin berdiskusi dan tak ingin terburu-buru

Baru-baru ini, Menteri Perdagangan Ahn mengatakan dalam program TV langsung di stasiun penyiaran lokal KBS bahwa daripada terburu-buru dalam perundingan untuk mencapai kesepakatan, Seoul berencana untuk melakukan diskusi sehingga mereka dapat menyelesaikan masalah dengan cara yang dapat menguntungkan kedua belah pihak.

"Kami melakukan pendekatan secara hati-hati (dalam diskusi perdagangan tingkat tinggi). Kami berencana untuk melaksanakan strategi totalitas untuk menghapus tarif pada ekspor besar kami ke AS, seperti mobil dan semikonduktor," ujar Ahn.

Meski begitu, menurutnya kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump belum selesai dan masalah tarif kemungkinan akan terus berlanjut selama pemerintahan Trump.

"Jadi penting untuk menjaga kerangka negosiasi tetap berjalan karena situasinya tidak akan terselesaikan, bahkan jika kita dapat menyelesaikan semuanya sekarang," tambahnya, dikutip dari Korea Herald.

3. Dampak pengumuman tarif Trump terhadap perdagangan Korsel

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (x.com/POTUS)

Setelah menaikkan bea impor logam pada Maret, Trump mengenakan tarif sebesar 25 persen untuk impor otomotif dan tarif sebesar 10 persen pada semua pengiriman lainnya pada awal April.

Menurut data pemerintah, tarif otomotif memberi ancaman bagi produsen mobil Korsel. Sebab, AS menyumbang hampir setengah dari ekspor kendaraan negara itu senilai 70,8 miliar dolar AS (sekitar Rp1.190 triliun) pada 2024. Bagi Negeri Ginseng, mobil dan suku cadang mobil merupakan salah satu barang ekspor terbesar Korsel ke AS.

Jika pemerintahan Trump tetap mempertahankan pemberlakuan tarif pada impor semikonduktor, maka hal itu dapat semakin merugikan industri Korsel yang selama ini telah menjadi tumpuan ekonomi negara yang bergantung pada ekspor.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team