Keputusan Rusia untuk menarik diri dari program perjalanan bebas visa disinyalir sebagai respons atas sanksi yang diterapkan Tokyo terhadap Moskow, terkait invasi Rusia ke Ukraina.
Ketua Komite Duma Negara (majelis rendah parlemen Rusia) untuk Urusan Internasional, Leonid Slutsky, mengatakan bahwa keputusan yang diambil Rusia tidak dapat dihindari dan sebagai langkah balasan terhadap Jepang, karena memberlakukan sanksi ekonomi ilegal, dilansir Kyodo News.
Imbas agresi Rusia ke Ukraina pada Februari lalu, Jepang dan sekutunya, yakni negara-negara G7 telah memberlakukan sanksi. Rusia pun menuding Jepang bergabung dengan Barat dan melancarkan kebijakan Russophobia. Sanksi yang dijatuhkan termasuk pembekuan aset Presiden Rusia Vladimir Putin dan bank sentral negara tersebut.
Sebelumnya, program kunjungan bebas visa pada program perjalanan untuk empat pulau telah ditangguhkan sejak 2020 imbas pandemik virus COVID-19. Lalu, pada Maret 2022 Rusia mengumumkan perihal penangguhan negosiasi pada perjanjian damai pascaperang dengan Jepang dan penarikannya dari kegiatan ekonomi bersama dengan Negeri Sakura di pulau-pulau yang disengketakan.
Di sisi lain, sebelum meletusnya invasi Rusia ke Ukraina, Tokyo dan Moskow sebenarnya telah lama berupaya menyetujui kesepakatan negosiasi damai pasca-Perang Dunia II (PD II) perihal sengketa empat pulau tersebut.
Namun, kesepakatan tak tunjung terealisasi. Hal tersebut semakin diperparah dengan krisis Ukraina yang akhirnya menghambat kesepakatan damai dengan Rusia.