Kerja Pria Jepang Ini Gak Ngapa-ngapain, Tapi Dibayar Rp1 Juta/Jam

Jakarta, IDN Times - Beberapa media Barat menyebut Shoji Morimoto memiliki pekerjaan impian semua orang. Pria Jepang tersebut melakoni pekerjaan yang gak ngapa-ngapain tapi tetap dibayar.
Dia adalah pria berusia sekitar akhir 30-an, memiliki postur tubuh cenderung agak kurus dengan paras yang biasa saja. Dia juga sudah berkeluarga, memiliki istri dan punya anak.
Dari menjalani pekerjaan yang nggak ngapa-ngapain itu, dia tetap bisa menghidupi keluarganya.
Mau tahu apa sebenarnya pekerjaan yang dilakoni oleh Shoji Morimoto? Berikut ini penjelasannya.
1. Menjual jasa untuk menyewakan diri atau 'Rental-san'

Pekerjaan yang ditawarkan oleh Shoji Morimoto adalah menyewakan diri atau Rental-san. Ini bukan dalam arti seperti istilah open BO yang marak akhir-akhir ini. Morimoto murni menawarkan dirinya untuk menemani seseorang dengan tidak melakukan apa-apa.
"Pada dasarnya, saya menyewakan diri saya sendiri. Pekerjaan saya adalah berada di mana pun klien saya menginginkan saya dan tidak melakukan apa pun secara khusus," kata Morimoto dikutip dari Reuters.
Pelanggan Morimoto sebagian besar didapatkan dari akun media sosial Twitter. Dia saat ini memiliki hampir seperempat juta pengikut. Kira-kira seperempat mereka adalah pelanggan tetap yang bahkan telah mempekerjakannya ratusan kali.
2. Sering dikritik tak melakukan apa-apa ketika bekerja
Sebelum menjalani pekerjaan yang tak biasa tersebut, Morimoto seperti warga Jepang pada umumnya. Dia lulusan dari Universitas Osaka di bidang fisika.
Selama bekerja membangun karir tradisional, dia berada di sebuah perusahaan penerbitan. Di tempat itu, dia sering dikritik karena "tidak melakukan apa-apa."
"Saya sering diberitahu bahwa saya tidak cukup melakukan (sesuatu pekerjaan), atau bahwa saya tidak melakukan apa-apa, jadi ini menjadi kompleks bagi saya. Saya memutuskan untuk mengambil keuntungan dari ini dan menjadikannya bisnis," jelas Morimoto dilansir All That Interesting.
Pada 2018, dia kemudian menawarkan diri dengan tidak melakukan apa-apa kepada orang-orang yang ingin menyewanya. Awalnya dia melakoni itu secara gratis, tapi kemudian itu benar-benar menjadi bisnis.
3. Jepang itu ramai tapi sepi

Jepang adalah negara yang maju. Dengan lebih dari 37 juta penduduk, tekanan kerja di Jepang sangat tinggi tapi kerap membuat orang-orang merasa sepi. Banyak orang Jepang yang mengalami kesulitan untuk mengatasi kecemasan sosial mereka.
Fenomena itulah yang membuat Shoji Morimoto menawarkan jasanya dengan tidak melakukan apa-apa. Dia siap disewa untuk menemani klien yang merasa sulit berbelanja secara sendirian atau hanya sekadar menemani makan di sebuah restoran, yang bahkan tanpa melakukan obrolan apa pun.
Melansir CBS News, beberapa permintaan pernah dia tolak seperti membantu membersihkan rumah, menjadi teman, mencuci pakaian, mengunjungi rumah hantu atau berpose telanjang.
Tapi dia juga pernah menemani orang untuk berbagi kue saat kesepian di hari ulang tahun. Dia bahkan pernah diminta menemani klien yang hanya ingin bermain jungkat-jungkit di taman, atau hanya melambai melalui jendela kereta api pada orang asing yang menginginkannya.
4. Harga untuk menyewa 'Rental-san'

Sebelum pandemik COVID-19 melanda, Shoji Morimoto biasanya mendapatkan pekerjaan tiga atau empat kali menemani klien yang berbeda dalam satu hari. Selama COVID-19, permintaan itu mulai berkurang.
Ia telah menjadi Rental-san selama sekitar empat tahun. Dia telah menangani sekitar 4 ribu sesi. Menurut Reuters, tarif untuk menyewa Morimoto adalah 10 ribu yen atau sekitar Rp1 juta per jamnya.
Morimoto tidak mau memberikan informasi secara rinci berapa penghasilan dari melakukan pekerjaan tidak melakukan apa-apa tersebut.
Morimoto pernah menolak tawaran diajak memindahkan lemari es. Dia juga menolak tawaran diajak menemani ke Kamboja dan satu hal lagi, dia tidak menerima permintaan apapun yang bersifat seksual.
5. Perasaan Shoji Morimoto dalam melakoni pekerjaan
Layanan menemani orang asing sebagai seorang teman telah mulai berkembang di Korea Selatan dan Jepang dalam beberapa waktu. Dalam tingkat lokal, Shoji Morimoto telah terkenal dan mendapatkan reputasi untuk pekerjaannya menyewakan diri.
Lalu bagaimana perasaan Morimoto ketika sedang menjalankan pekerjaan yang tak biasa tersebut?
"Saya merasa seperti sedang bersama seseorang tetapi pada saat yang sama merasa tidak, karena dia ada dengan cara di mana saya tidak perlu memperhatikan kebutuhannya atau memikirkannya," katanya.
"Saya tidak merasakan kecanggungan atau tekanan untuk berbicara. Ini mungkin pertama kalinya aku makan dalam keheningan total," tambahnya, mengaku saat menemani seseorang yang baru saja bercerai untuk makan bersama.
Awal melakoni pekerjaannya, Shoji Morimoto merasa malu. Tapi pada waktu-waktu setelahnya, dia kemudian menjadi terbiasa.
Beberapa klien ada yang minta ditemani ke Disneyland dengan naik helikopter, bahkan dia pernah memberikan dukungan moral seorang pasien yang baru saja berusaha melakukan percobaan bunuh diri.