Ilustrasi vaksin. (Pexels.com/Nataliya Vaitkevich)
Pada hari Kamis (11/3), otoritas yang berwenang di Denmark mengatakan bahwa mereka memutuskan untuk menangguhkan penggunaan vaksin virus corona produksi AstraZeneca. Penangguhan tersebut dilakukan selama setidaknya dua minggu atau 14 hari.
Melansir dari laman Associated Press, otoritas kesehatan Denmark melakukan penangguhan vaksin setelah ada laporan bahwa seorang wanita berusia 60 tahun meninggal setelah mendapatkan suntikan. Wanita itu dilaporkan mengalami pembekuan darah.
Magnus Heunicke mengatakan lewat media sosial, bahwa “saat ini tidak mungkin untuk menyimpulkan apakah ada kaitannya. Kami bertindak lebih awal, (karena) itu perlu diselidiki secara menyeluruh, ”katanya.
Penyelidikan lebih jauh akan segera dilakukan atas kecurigaan tentang efek samping yang ditimbulkan setelah suntikan vaksin. Terdapat kekhawatiran bahwa efek samping tersebut berdampak serius sehingga penundaan pemberian suntikan harus dilakukan. Kekhawatiran juga didasarkan bahwa jika benar efek samping serius terjadi, maka ada kemungkinan beberapa negara UE lainnya akan mengalami.
Seorang pakar penyakit menular bernama Dr. Bharat Pankhania, dari Exeter University Inggris, menyebut keputusan Denmark sebagai "langkah dramatis".
“Vaksin telah diberikan kepada beberapa juta orang di seluruh dunia dan kami belum memiliki laporan serupa tentang pembekuan yang disebabkan oleh vaksin,” katanya. Ia juga mengatakan penggumpalan darah lebih cenderung menjadi “peristiwa yang terpisah dan tidak berhubungan” dengan vaksin.