Sebelumnya beberapa pemerintah daerah dan perusahaan Belanda sudah melakukan permintaan maaf terhadap perbudakan terlebih dahulu. Pada Juli 2021, Walikota Amsterdam, Femke Halsema menyatakan permintaan maafnya atas peran kotanya dalam perdagangan perbudakan.
"Saya minta maaf atas keterlibatan aktif dewan kota Amsterdam dalam sistem komersial perbudakan kolonial dan perdagangan orang-orang yang diperbudak di seluruh dunia," ucapnya saat itu dikutip dari BBC.
Permintaan maaf ini juga dilakukan oleh pemerintah kota Rotterdam di tahun yang sama, kemudian pemerintah kota Utrecht di tahun berikutnya.
Selain itu, bank sentral dari Belanda, De Nederlandsche Bank (DNB) juga melakukan permintaan maaf yang sama pada Juli 2022. DNB mengakui bahwa mereka telah berpartisipasi dalam perbudakan sejak 1814 hingga 1863.
Bank asal Belanda lainnya yang meminta maaf adalah ABN AMRO Bank NV. Mereka mengatakan perusahaan pendahulunya Hope & Co. secara aktif terlibat dalam bisnis perkebunan yang mempekerjakan budak.
Perusahaan pendahulu lainnya, Mees en Zoonen, menjadi perantara asuransi untuk kapal-kapal budak dan pengiriman barang-barang yang dipanen oleh orang-orang yang diperbudak.