Di samping ancaman terhadap infrastruktur energi, Badan Keamanan Belanda (AIVD) dan MIVD juga mengungkapkan ancaman ekstremis anti-institusional di negaranya. Kedua institusi itu menganggap ini sebagai dampak perang Rusia-Ukraina.
"Keamanan nasional diancam oleh sebaran eksremis anti-institusional. Kelompok ekstremis itu memanifestasikan narasi terkait elite jahat. Mereka menyebarkan pesan bahwa elite menggunakan kekuasaannya untuk mengontrol orang biasa lewat krisis," kata AIVD, dikutip NL Times.
"Mereka menggunakan krisis akibat COVID-19, krisis nitrogen, termasuk konflik di Ukraina. Mereka juga dituding menyebarkan isu bahwa kenaikan harga gas alam bukan disebabkan oleh perang, tapi alat lain dari elite untuk menekan rakyat biasa," sambung AIVD.
AIVD dan MIVD mengungkapkan bahwa kelompok ekstremis yang melawan insititusi pemerintah dikenal pro-Rusia. Ini dianggap sebagai cara Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melengserkan elite Barat.
"Sikap pro-Rusia ini tidak mencerminkan sirkulasi narasi, karena warga Belanda mayoritas pro-Ukraina atau netral terhadap konflik ini. Namun, sikap pro-Rusia mungkin akan membuat gerakan ekstremis rawan tersangkut pengaruh Rusia," demikian prediksi institusi tersebut.