Belanda Usir Diplomat dan Tutup Kantor Perdagangan Rusia di Negaranya

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Belanda, pada Minggu (19/2/2023), memutuskan untuk mengusir beberapa diplomat Rusia di negaranya. Ini dilakukan setelah meningkatnya ketegangan antara kedua negara dan dugaan rekrutmen mata-mata Rusia dalam beberapa bulan terakhir.
Pada November lalu, Rusia menyatakan kecamannya kepada Belanda terkait dugaan rekrutmen militer Rusia oleh Badan Intelijen Inggris di Den Haag. Rusia menganggap hal itu melanggar Konvensi Wina dan memprotes lantaran Belanda tidak menghalangi aksi tersebut.
1. Belanda usir 10 diplomat Rusia dari Amsterdam
Kabinet Belanda menegaskan bahwa 10 diplomat Rusia diharuskan meninggalkan negaranya dalam waktu 2 minggu. Mereka menjelaskan, ini akibat tidak adanya persetujuan antara kedua negara terkait perwakilan masing-masing.
"Rusia terus mencoba menempatkan mata-mata di Belanda sebagai diplomat. Pada saat yang sama, Rusia menolak masalah visa dari diplomat Belanda untuk berkantor di Konsulat Jenderal Saint Petersburg dan Kedutaan Besar Moskow," tutur Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Belanda.
"Meskipun berulang kali upaya dari Belanda untuk menemukan solusi, Rusia terus melanjutkan upaya menempatkan petugas intijen di Belanda yang menyamar sebagai perwakilan diplomatik. Kami tidak bisa menerima dan memperbolehkannya," sambung Menlu Belanda, Wopke Hoekstra, dilansir NL Times.
2. Kantor Konjen Belanda di St. Petersburg ditutup
Hoekstra juga mengumumkan penutupan Kantor Konsulat Jenderal Belanda di St Petersburg pada Senin (20/2/2023). Sebab kurangnya staf diplomat Belanda yang berkantor di sana akibat pemerintah Rusia tak kunjung mengabulkan visa.
Di samping itu, Kantor Perdagangan Rusia di Amsterdam juga diharuskan tutup mulai Selasa (21/2/2023). Hoekstra menambahkan, hubungan Belanda-Rusia tengah berada dalam level terendah akibat ketegangan usai berkecamuknya perang Rusia-Ukraina, dilaporkan Dutch News.
Ia juga menginformasikan kepada seluruh warga dan organisasi Belanda yang membutuhkan urusan konsulat di Saint Petersburg diharuskan menghubungi Kedubes Belanda di Moskow.
Sementara itu, Rusia mengungkapkan bahwa pihaknya akan mengambil respons dan membalas keputusan Belanda mengusir diplomatnya.
3. Rusia tolak dituduh penyebab jatuhnya pesawat MH-17
Pada Kamis lalu, Kemlu Rusia telah memanggil Duta Besar Belanda di Moskow, Gilles Beschoor Plug. Rusia meminta agar Belanda berhenti menyalahkan Rusia atas jatuhnya pesawat MH-17 yang diduga ditembak jatuh separatis pro-Rusia di Donbass.
Sebelumnya, Tim Investigasi Gabungan (JIT) menemukan indikasi keterlibatan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pengiriman sistem misil BUK yang menembak jatuh pesawat Malaysia Airlines tersebut pada 2014.
Dilansir NL Times, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte juga mengungkapkan hal yang sama, namun indikasi ini tidak bisa membawa Putin ke meja hijau. Namun, ia ingin setidaknya seluruh dunia tahu dan bisa melihat ini.
Sementara, Rusia menyebut investigasi tersebut dipolitisasi dan tidak akan menerima kesimpulan dari JIT. Moskow menganggap bahwa bukti tersebut sama seperti versi tragedi lama dan mengabaikan fakta sebenarnya yang berbanding terbalik.