Berlian Koh-i-Noor. (Twitter/@iamrahuljj)
Berlian Koh-i-Noor mengantongi sejarah penaklukan yang panjang. Berlian tersebut adalah permata yang memiliki bentuk aneh, dengan potongan 190 karat sebelum sampai ke Inggris.
Berlian itu pertama kali disebutkan oleh sejarawan Persia Muhammad Kazim Marvi, yang mendokumentasikan serangan prajurit Nader Shah ke India pada pertengahan abad ke-18.
Para sejarawan tidak yakin dari mana batu permata itu berasal, tetapi diyakini secara luas bahwa itu diayak dari pasir aluvial Golconda, di India selatan. Berlian itu jatuh ke tangan perampok Turki sekitar Abad Pertengahan Awal, dan kemudian ke tangan beberapa dinasti Islam di India, sebelum mendarat di tangan Mughal.
Kemudian, panglima perang Persia Nader Shah mendapatkan berlian tersebut, dan menamainya Koh-i-noor, atau gunung cahaya. Nader Shah memindahkannya ke pengawal Afghanistannya, Ahmad Shah Abdali, dan itu tetap berada di tangan Afghanistan selama seratus tahun sebelum Ranjit Singh, Raja Punjab, mengambilnya dari orang Afghanistan yang melarikan diri pada tahun 1813.
Setelah kematian Ranjit Singh pada tahun 1839, Punjab jatuh ke dalam kekacauan, yang akhirnya ditaklukan oleh perusahaan India Timur. Putra Ranjit Singh yang berusia 10 tahun, Duleep Singh, dibawa ke tahanan Inggris. Pada tahun 1855, Koh-i-noor diserahkan oleh wali Duleep Singh, Sir John Spencer Login kepada Gubernur Jenderal India, Dalhousie.
Kemudian, Dalhousie memberikan berlian itu kepada Ratu Victoria. Sebelum diserahkan kepada Ratu Victoria, Dalhousie menugaskan seorang perwira muda, Theo Metcalfe, untuk meneliti dan menulis sejarah berlian tersebut.
Sejak saat itu, berlian Koh-i-Noor menjadi terkenal. Ketenaran berlian itu makin mendunia usai Ratu Victoria memajangnya di Inggris. Berlian itu pun menjadi simbol kekaisaran Inggris.