ilustrasi bendera Amerika Serikat. (unsplash.com/Brandon Mowinkel)
Kunjungan Al-Sharaa ke Washington menjadi sorotan mengingat masa lalunya yang sangat kontroversial. Ahmed al-Sharaa adalah mantan pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS), kelompok bersenjata yang pernah dikaitkan dengan Al-Qaeda dan dianggap teroris oleh AS hingga empat bulan lalu. Bahkan, AS pernah menjanjikan hadiah 10 juta dolar AS (sekitar Rp166,9 triliun) untuk penangkapannya.
Perjalanan Al-Sharaa berubah setelah pasukannya berhasil menggulingkan Bashar al-Assad. Sejak saat itu, HTS telah dihapus dari daftar organisasi teroris asing oleh AS. PBB dan AS juga telah mencabut sanksi terhadap Al-Sharaa secara pribadi menjelang pertemuannya dengan Trump.
Suriah dilaporkan akan bergabung dengan koalisi internasional anti-ISIS, yang sebelumnya telah beranggotakan 89 negara di seluruh dunia. Suriah sendiri telah melancarkan operasi keamanan skala besar yang menargetkan jaringan-jaringan ISIS di seluruh negeri.
“Dia adalah pemimpin yang sangat kuat. Dia datang dari tempat yang sangat sulit. Saya akrab dengan presiden, presiden baru di Suriah, dan kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk membuat Suriah sukses, karena mereka adalah bagian dari Timur Tengah,” tutur Trump, dilansir The Guardian.