Ilustrasi pasukan Hamas (mfa.gov.il/Israel Ministry of Foreign Affairs)
Sementara, Hamas di Jalur Gaza merespons dengan menganggap pertemuan itu tidak berguna. Mereka mengutuk tindakan Otoritas Palestina karena ikut ambil bagian dalam pertemuan yang dianggap tidak akan mengubah apapun.
Gerakan Fatah yang berkuasa dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas sebelumnya membela pertemuan itu.
“Keputusan untuk mengambil bagian dalam pertemuan Aqaba meskipun rasa sakit dan pembantaian yang dialami rakyat Palestina berasal dari keinginan untuk mengakhiri pertumpahan darah,” katanya di Twitter.
Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, yang juga bertanggung jawab atas permukiman Israel di Tepi Barat, dengan cepat mengatakan dia tidak akan mematuhi kesepakatan apa pun tentang pembekuan pembangunan permukiman.
"Saya tidak tahu apa yang mereka bicarakan atau tidak di Yordania. Tapi satu hal yang saya tahu, tidak akan ada pembekuan pembangunan pemukiman, bahkan untuk satu hari pun itu di bawah wewenang saya,” tulis Smotrich di Twitter.
Hal yang tidak jauh berbeda diungkapkan koresponden Al Jazeera, Sara Khairat, di Yerussalem Barat. Menurutnya, banyak ketidakpuasan dari rakyat Palestina dengan pertemuan tersebut.
“Mereka setuju untuk mengurangi ketegangan dan menjaga keamanan di kompleks Masjid Al-Aqsa, tetapi sejak pernyataan itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mencuit bahwa pembangunan pemukiman tidak akan dihentikan, yang tampaknya bertentangan dengan pernyataan bersama di Yordania,” kata Sara.